Kado Natal Nan Indah Bernama Kedamaian

Seperti halnya makna Sumpah Pemuda, begitu pula semestinya pluralisme terjaga.

oleh Ahmad Romadoni Sugeng TrionoNafiysul QodarPutu Merta Surya PutraJeko I. R.Ahmad Yusran diperbarui 26 Des 2015, 00:14 WIB
Diterbitkan 26 Des 2015, 00:14 WIB
20151225-Perayaan Natal-Gereja Kampung Sawah-Bekasi
(Liputan6.com/FX Richo Pramono)

Liputan6.com, Jakarta - Suasana Natal tahun ini tak semencekam tahun-tahun sebelumnya. Penganut Nasrani bisa beribadah dengan khidmat tanpa rasa khawatir.

Sambutan para polisi bersenjata lengkap di gerbang sejumlah gereja tidak lagi dianggap ganjil. Umat bahkan terbiasa dengan prosedur pemeriksaan keamanan yang berjalan. Semua menyadari hal itu demi keselamatan mereka sendiri.

Di sisi lain, sikap toleran yang sempat memudar kembali menyebar. Momen kebangkitan toleransi antarumat beragama itu bertepatan dengan perayaan dua hari besar keagamaan yang hampir bersamaan, Maulid Nabi Muhammad SAW dan Natal, yang diikuti dengan pelaksanaan salat Jumat pada 25 Desember 2015.

Wujud kerukunan itu tergambar salah satunya di Jalan Katedral yang memisahkan Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal. Ribuan jemaat sudah memadati gereja sejak pukul 06.00 WIB, sedangkan umat muslim yang hendak salat mulai berduyun-duyun ke Istiqlal sejak pukul 09.00 WIB.

 



Untuk mengantisipasi kepadatan, sebanyak 400 personel polisi diterjunkan. Kehadiran mereka hanya bertugas untuk memastikan kelancaran, sedangkan tenggang rasa terbentuk antarwarga dengan sendirinya. Masjid Istiqlal, misalnya, mengizinkan jemaat Katedral untuk memarkir kendaraannya di kompleks masjid.

Atas kelancaran ibadah yang diperoleh, Uskup Agung Jakarta Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak. Ia bersyukur karena perayaan Natal 2015 berjalan damai. Ia menyatakan kedamaian Natal tidak terlepas dari peran masyarakat yang menginginkan suasana khidmat dan tenteram dalam kehidupan beragama dan berbangsa.

Pada kesempatan itu, lelaki yang pernah menjadi uskup di Semarang, Jawa Tengah, itu juga berharap dinamika dan kemajemukan di Tanah Air bisa tetap terjaga dan perbedaan yang ada justru memicu saling menghormati sesama umat beragama. Seperti halnya makna Sumpah Pemuda, begitu pula semestinya pluralisme terjaga.

Operasi Senyap

Kedamaian yang dirasakan bukan tanpa usaha. Tanpa banyak bicara, polisi sibuk menelusuri jejak calon pembuat onar. Hasilnya, selama Desember 2015, polisi menangkap 11 terduga teroris di sejumlah wilayah Pulau Jawa berkat kerja sama apik antara Densus 88, Polda Metro Jaya, Mabes Polri, dan Badan Nasional Pemberantasan Terorisme (BNPT).

Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian memaparkan, polisi menggelar operasi pendahuluan di beberapa wilayah yang sudah dipetakan. Hasil operasi itu, 9 terduga teroris dibekuk di wilayah Mojokerto dan Gresik, Jawa Timur; Majenang dan Cilacap, Jawa Tengah; dan Tasikmalaya, Jawa Barat.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Tito Karnavian (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Polisi kemudian mengembangkan operasi dan berhasil menangkap Arif Hidayatullah alias Abu Mushab di kawasan Bekasi, Jawa Barat, Rabu, 23 Desember 2015. Sorenya polisi, menangkap seorang warga negara asing (WNA) bernama Alli di Bekasi, Jawa Barat, yang disiapkan menjadi pengantin bom bunuh diri.

Dari penyelidikan sementara, Arif yang berprofesi sebagai karyawan perusahaan spare part itu merencanakan teror ke 8 sasaran, di antaranya Kapolri Jenderal Badrodin Haiti dan Komjen (Purn) Gories Merre. Mereka juga merencanakan teror terhadap kelompol Syiah serta kantor-kantor kepolisian.

Badrodin menyatakan, target-target yang disusun teroris bisa saja membelokkan perhatian agar pengamanan terfokus ke pejabat yang disasar. Adapun Arif disebut-sebut sebagai fasilitator bagi WNI yang hendak ke Suriah atas perintah Bahrum Naim, WNI yang sudah berada di Suriah terlebih dulu.

Bahrum Naim juga mengirimkan sejumlah uang kepada Arif untuk mengatur keperluan WNI yang hendak ke Suriah. Uang itu tidak dikirimkan Bahrum kepada Arif, namun melalui istri kedua Arif. Uang yang dikirim juga digunakan untuk merakit bom.

Tito menjelaskan kepolisian sudah lama mengetahui ancaman terorisme jelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2016. Namun, pihaknya enggan mengungkapkan kepada publik agar tidak terjadi kekacauan.

"Sebelumnya memang sudah dengar. Kita sudah tahu, tapi enggak kita sampaikan ke publik. Sengaja Mabes Polri, Polda Metro, Densus tidak mau umumkan kepada publik agar tidak terjadi kepanikan," kata Tito.

Hingga saat ini, polisi masih mengejar anak buah Mushab. Diperkirakan masih ada 3 terduga teroris yang diburu tim gabungan itu. Walau begitu, Tito meyakinkan jika situasi Ibu Kota dan daerah lain aman selama perayaan Natal dan Tahun Baru.

"Pokoknya, saya sampaikan bahwa situasi Jakarta aman. Tim sedang bekerja keras memburu kelompok-kelompok yang sudah kita ketahui. Kami yakinkan ke publik bahwa kondisi aman. Tahun Baru juga Insya Allah aman," Tito memungkasi.

Cuitan Pimpinan Negara

Atas kedamaian yang dirasakan, Presiden Joko Widodo menuliskan kesannya lewat cuitan di akun Twitter pribadinya. Jokowi juga turut mengucapkan selamat merayakan Natal kepada seluruh umat Kristiani di Indonesia.

"Saya mengucapkan selamat merayakan Natal bagi ummat Kristiani. Semoga semangat Natal membawa kegembiraan dan damai untuk kita semua," tulis Presiden Jokowi di akun @jokowi, hari ini, Jumat (25/12/2015).

Pantauan Liputan6.com, cuitan yang dilontarkan pada pukul 9.49 WIB telah di-retweet lebih dari 2.500 kali dan telah mendapatkan sekitar 1.600 hati.

Cuitan selamat natal Presiden Jokowi di Twitter (Twitter.com/@jokowi)

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengucapkan selamat Hari Raya Natal 2015 kepada umat Kristiani di Indonesia. Dia juga mengucapkan selamat tahun baru kepada seluruh rakyat Indonesia.

"Saya Jusuf Kalla, Wakil Presiden Republik Indonesia, mengucapkan selamat hari Natal kepada seluruh Umat Kristiani dan selamat tahun baru, tahun 2016, kepada seluruh rakyat Indonesia," kata Jusuf Kalla di Jakarta pada Kamis, seperti yang dikutip dari Antara, Jumat (25/12/2015).

Pria yang kerap disapa JK itu berharap pada tahun mendatang keadaan masyarakat Indonesia bisa menjadi lebih baik dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat. Untuk mencapai hal itu, diperlukan kerja sama agar seluruh bangsa di Indonesia maju mencapai pembangunan.

"Semoga di tahun mendatang Indonesia menjadi jauh lebih baik. Kita maju bersama," kata dia.

JK mengatakan situasi keamanan Indonesia pada akhir 2015 telah dijaga bersama, baik oleh aparat keamanan maupun masyarakat lokal. Dia meminta masyarakat domestik dan internasional tidak mengkhawatirkan ancaman-ancaman teror di Tanah Air.

"Natal, semua gereja-gereja dijaga oleh polisi, masyarakat, oleh organisasi pemuda Islam malah turut serta menjaga. Selalu tiap tahun, kan," kata JK.

Sikap toleransi juga ditunjukkan oleh para pejabat di daerah. Salah satunya Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto. Ia menyempatkan diri bersafari menyambangi gereja-gereja besar di Kota Daeng, seperti Filadelfia, Katedral, Immanuel, dan St Perawan Mariah Angkat ke Surga di Jalan Tupai, Kecamatan Mamajang.

Dia mengucapkan selamat Natal kepada warga yang merayakan di setiap gereja yang didatangi. Selain itu, ia menyelipkan pesan agar umat beragama tetap memupuk semangat kebersamaan. Danny, biasa dipanggil, berharap kebersamaan bisa membawa keberkahan dan menjadikan seluruh kota jauh lebih baik ke depan.

Bahkan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan keheranannya atas konflik antara umat Islam dan Kristen. Sebagai orang yang pernah bersekolah di sekolah Islam, ia menegaskan tidak pernah ada satu kalimat pun di dalam Al Quran yang menjelek-jelekkan Nabi Isa AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya