Soal Pariwisata, Nur Mahmudi Sebut Masyarakat Indonesia Konsumtif

Kecenderungan masyarakat Indonesia yang konsumtif bisa menjadikan bangsa ini hanya menjadi penonton di negaranya sendiri.

oleh Danu Saputra diperbarui 05 Jan 2016, 14:40 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2016, 14:40 WIB
20151209-Ketua DKPP, Menpan RB, dan Walikota Depok Tinjau Pelaksanaan Pilkada Serentak di Depok
Ketua DKPP Jimly Asshiddiqie, Menpan RB Yuddy Chrisnandi, Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail (ki-ka) memantau TPS Kampung Pilkada RW 03 di Depok, Jawa Barat, Rabu (9/12). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail, yang akan segera mengakhiri masa baktinya mengatakan, ada fenomena menarik tentang dunia pariwisata di Indonesia.

Menurut politisi PKS itu, sebagai negara yang menjadi salah satu tujuan wisata, kecenderungan masyarakat Indonesia bukan malah menjadi produktif tetapi menjadi konsumtif.

"Ini yang unik, masyarkat Indonesia masih konsumtif. Harusnya lebih produktif. Itu bahaya, bisa-bisa kita cuma jadi penonton dan mengikuti gaya hidup wisatawan asing yang datang ke Indonesia," ujar Nur Mahmudi di Balai Kota Depok pada Liputan6.com, Selasa (5/1/2016).

Nur Mahmudi juga memaparkan, kebanyakan masyarakat Indonesia memiliki keinginan untuk mengikuti gaya hidup, model baju, dan barang-barang yang digunakan turis asing.

"Bahkan ada dari kita sampai membeli produk-produk luar. Itu kan sangat konsumtif," ujar Nur Mahmudi.

Dituturkan Nur Mahmudi, sudah menjadi tugas bersama untuk memajukan pariwisata di Indonesia tetapi tidak menjadikan masyarakat semakin konsumtif.

"Nilai-nilai budaya dan etika harus semakin kita perkuat sehingga wisatawan asing yang datang, akan mengikuti dan mematuhi nilai-nilai tersebut. Bukan malah kita yang mengikuti nilai-nilai yang dibawa mereka," papar dia.

Produk-produk lokal juga, kata Nur Mahmudi, harus dibuat lebih baik dan menarik sehingga wisatawan yang melihat jadi tertarik untuk membeli dan membawannya ke negara mereka.

"Wisatawan asing yang datang masih sedikit, hanya 6,3 juta dan itu orang-orang terbaik dari negaranya. Sudah sedikit, diikuti lagi," pungkas Nur Mahmudi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya