Liputan6.com,Batam - Lebih dari sebulan Paridun (24) tinggal di Taman Aspirasi yang terletak di samping Gedung DPRD Batam. Imigran asal Afghanistan itu kebingungan menunggu kepastian dari International Organization for Migration (IOM), badan PBB yang menanggulangi masalah pengungsi.
"Masih belum ada kepastian dari IOM," ujar Paridun dalam Bahasa Indonesia kepada Liputan6.com di Batam, Kamis (7/1/2016).
Paridun mengaku, sudah tinggal di Indonesia lebih dari 2 tahun. Sebelum di Batam, ia sempat tinggal di Bogor, Cisarua. Namun, ia mengaku masyarakat setempat tidak menyambut baik kehadirannya. Karena itu, ia memutuskan kabur dan lari ke Batam.
"Saya pikir akan lebih mudah mendapatkan rekomendasi dari UNHCR dan IOM," ucap Paridun.
Â
Baca Juga
Baca Juga
Dia mengaku terpaksa mengungsi karena tertekan dengan aksi Taliban yang menguasai wilayah tempat tinggalnya di Hazara. Menurut dia, etnis Hazara menjadi target Taliban saat perang meletus di Afghanistan. Australia menjadi negara tujuan akhir sebelum mendarat di Indonesia.
"Kami memilih Indonesia sebagai persinggahan karena negaranya aman. Tujuan kami sebenarnya Australia," ucap Paridun.
Namun, harapannya masih menjadi asa. Dia dan 26 orang rekannya masih harus menunggu kepastian lebih lama dan hidup menggelandang di Taman Aspirasi Batam Center. Pantauan Liputan6.com di lapangan, di taman tersebut awalnya hanya terdapat 13 imigran pencari suaka.
Advertisement
Mereka didominasi warga negara Afghanistan, sedangkan lainnya berasal dari Irak, Iran, Sudan dan Somalia.