Gaya Megawati Sindir Menteri Rini Soemarno

Megawati berkata BUMN cenderung mengedepankan bisnis.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 10 Jan 2016, 16:30 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2016, 16:30 WIB
Megawati
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara, Rini Soemarno selalu mendapatkan perhatian lebih. Khususnya oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Bahkan, dalam pidato politiknya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyindir kinerja Menteri BUMN. Megawati berkata BUMN cenderung mengedepankan bisnis.

"BUMN hanya diperlakukan seperti korporasi swasta yang mengedepankan pendekatan bisnis semata, atau yang sering didengungkan sebagai pendekatan business to business," ujar Megawati dalam Rakernas I PDIP di Kemayoran Jakarta, Minggu (10/1/2016).

Menurut dia, konstitusi telah mengamanatkan BUMN berperan sebagai salah satu soko guru perekonomian nasional, untuk meningkatkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berdasarkan Pasal 33 UUD 1945, Megawati mengatakan Indonesia sudah semestinya bersandar pada ekonomi sektor negara.

"Inilah saat yang tepat agar cabang-cabang ekonomi yang vital, yang menguasai hajat hidup orang banyak, dan menyangkut kepentingan umum, kembali pada prinsip konstitusi, yaitu dimasukkan kembali dalam ranah 'ekonomi sektor negara'," jelas Megawati.

Atas dasar itulah, lanjut dia, PDIP memberikan perhatian khusus melalui perubahan undang-undang tentang BUMN.

Dia menilai pembentukan Pansus Angket Pelindo II melalui fraksi di parlemen, sebagai pintu masuk untuk mengembalikan tata kelola BUMN sesuai perintah konstitusi.

"Jika BUMN dikelola secara baik, maka dapat memberikan kontribusi optimal kepada pembangunan negara," ucap Megawati.

Oleh karena itu, lanjut dia, BUMN harus dikembalikan menjadi alat negara. Ini sesuai dengan sikap politik PDIP pada Kongres IV, 2015.

"Untuk memperkuat ekonomi rakyat melalui fungsi redistributif, membuka akses permodalan, dan meningkatkan produktifitas rakyat," tukas Megawati.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya