Liputan6.com, Yogyakarta - Daftar orang hilang semakin bertambah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Setelah dokter dan PNS hilang di Yogyakarta, kali ini giliran pelajar kelas 1 SMA, Ahmad Kevin Aprilio (16). Ia menghilang sejak pergi dari rumah pada 26 November 2015 lalu.
Maria Resubun, nenek Kevin, mengatakan saat itu cucunya ingin menjenguk kakeknya di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang sedang sakit. Ia tidak curiga karena Kevin pergi bersama ayahnya, Sanggar Yamin. Namun, sehari kemudian nomor telepon Kevin sudah tidak bisa dihubungi.
"Ayahnya meminta izin mengajak Kevin menjenguk kakeknya yang sakit di Bima. Terus mereka pergi pakai mobil, setelah itu sudah tidak bisa lagi dihubungi," kata Maria saat ditemui di rumahnya, Minggu, 10 Januari 2016.
Maria mengatakan, hubungan kedua orangtua Kevin berjalan baik meski sang ayah tidak tinggal serumah. Sang ayah juga sering mengajak Kevin pergi dan selalu diantar pulang kembali. Ajakan terakhir terjadi pada November 2015 lalu.
Baca Juga
"Ayahnya Kevin meski sudah berpisah masih sering main ke sini. Dia tinggal di Jombor. Kami baik-baik saja dan tidak curiga karena ayahnya Kevin sering mengajak Kevin pergi, tapi selalu pulang," tutur Maria.
Maria mengatakan Kevin yang tingal di Jetis, Sinduadi, Sleman, meninggalkan sepucuk surat. Namun, surat tersebut bukan ditujukan untuk sang ibu, Olivia Sandra Yunita, melainkan ditujukan kepada pengurus Organisasi Masyarakat Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Yogyakarta.
"Inti suratnya menjelaskan kalau bergabung dengan Gafatar tapi tidak dengan ibunya, hanya dengan ayahnya," tutur Maria.
Ia menjelaskan seminggu setelah itu, ibu kandung Kevin pun melapor ke Polda DIY. Namun karena tidak cukup bukti, ia dan ibu Kevin kembali melapor 2 minggu setelah laporan pertama.
"Saya sudah lapor. Tapi, bukti hilang tidak kuat karena Kevin pergi bersama ayahnya," ucap Maria.