Liputan6.com, Jakarta - DPR menggelar sidang paripurna sekaligus melantik Ade Komaruddin atau Akom sebagai Ketua DPR. Paripurna yang seharusnya berlangsung pada pukul 11.00 WIB pun molor menjadi pukul 11.45 WIB.
Suasana sidang sempat gaduh karena banyaknya anggota dewan yang interupsi hingga insiden mikrofon mati. Hampir seluruh anggota DPR pun berteriak dan bertepuk tangan.
Saat sidang yang dipimpin Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah itu baru saja dimulai, langsung menuai interupsi. Ruhut Sitompul dan Anang Hermansyah mempertanyakan keputusan Badan Musyawarah (Bamus) DPR yang memutuskan akan melantik Ade Komaruddin sebagai pengganti Setya Novanto.
"Kami belum menerima undangan rapat Bamus untuk sidang penetapan Akom sebagai pengganti ketua DPR," ungkap politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul.
Fahri pun, meminta agar anggota dewan tetap tenang saat sidang paripurna ini berlangsung.
Baca Juga
"Anggota dewan terhormat, untuk masalah pelantikan Ketua DPR baru, dapat kita bicarakan dengan baik-baik," ucap Fahri Hamzah.
Usai gaduh soal rencana pelantikan Ade Komaruddin, mikrofon di sidang paripurna pun tiba-tiba mati. Anggota dewanpun, kembali gaduh. Mereka meneriakkan "Huuuuu..," sepanjang mikrofon itu mati.
Untuk menenangkan anggota dewan, Fahri mengatakan jika mikrofon baru di ruang sidang memang sangat senstif.
"Mohon maaf, mikrofon kita yang baru di ruang sidang ini memang sensitif, tidak perlu teriak untuk bicara karena semuanya akan dapat giliran untuk bicara," lanjut Fahri.
Setelah mikrofon kembali menyala, sidang pun kembali dilanjutkan.