Paspor Bahrunnaim Berlaku hingga Desember 2019

Pemegang paspor itu bernama lengkap Muhammad Bahrunnaim, nomor A956944, dikeluarkan oleh Kantor Imigrasi Surakarta pada 23 Desember 2014.

oleh Liputan6 diperbarui 22 Jan 2016, 07:57 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2016, 07:57 WIB
Dalang di Balik Bom Sarinah Ternyata Lulusan Ilmu Komputer
Bahrun Naim, dalang di balik bom Sarinah merupakan alumnus Ilmu Komputer MIPA di Solo, Jawa Tengah.

Liputan6.com, Jakarta - Bahrunnaim, terduga anggota ISIS yang belakangan tersohor di Indonesia setelah serangan teror di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, memiliki paspor Indonesia yang berlaku hingga 23 Desember 2019.

Hal ini diketahui setelah Kepala Pelaksana Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya (Pensosbud) KBRI Damaskus, AM Sidqi, mengirim salinan paspor atas nama Bahrunnaim kepada Antara, Kamis (21/1/2016).

Namun, AM Sidqi yang dihubungi dari Kairo menegaskan ia tidak mengetahui keberadaan Bahrunnaim di Suriah. Meski Bahrunnaim tidak pernah melaporkan diri di KBRI Damaskus, Kantor Perwakilan RI itu memiliki salinan paspor atas nama Bahrunnaim.

Saat dikonfirmasi apakah Bahrunnaim tercatat di KBRI Damaskus karena ada bukti salinan paspor tersebut? Sidqi hanya menjawab, "Tidak. Kami tidak memiliki info tentang BN." 

Pemegang paspor itu bernama lengkap Muhammad Bahrunnaim, nomor A956944, dikeluarkan oleh Kantor Imigrasi Surakarta pada 23 Desember 2014, dan berlaku hingga 23 Desember 2019.

Dalam paspor juga tercatat tempat dan tanggal lahir Bahrunnaim, yakni di Pekalongan pada 9 September 1983.

Sidqi menjelaskan KBRI Damaskus memiliki data WNI tersangka anggota ISIS, , tapi data WNI yang masuk ke Suriah secara legal.

"Sedangkan anggota Daesh (ISIS) masuk ke Suriah dari negara tetangga secara ilegal. Biasanya melalui border (perbatasan negara) yang dikuasai pemberontak di utara Suriah," ujar Sidqi seperti dikutip dari Antara, Jumat (22/1/2016).

Penyelundupan TKW ke Suriah

Sidqi menyebut jumlah total WNI yang ada di Suriah saat ini tercatat 121 orang. Terdiri atas 40 staf KBRI Damaskus, 25 mahasiswa, dan 56 tenaga kerja wanita (TKW) yang kini ditampung di tempat penampungan sementara di KBRI.

Di sisi lain, ia menjelaskan, oknum-oknum di Indonesia masih terus menyelundupkan TKW ke Suriah kendati negeri itu masih dilanda perang saudara yang membara.

"TKW korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang ditampung di KBRI saat ini berjumlah 56 orang dan jumlah itu terus bertambah," kata Sidqi dengan nada cemas.

Sudah ribuan TKW dipulangkan dari Suriah, semula lewat Yordania dan belakangan ini lewat Lebanon, sejak membaranya krisis Suriah empat tahun lalu. Direncanakan, 25 Januari 2016 ini akan dipulangkan lagi 25 TKW ke Indonesia.

Duta Besar RI untuk Suriah Djoko Harjanto pada Rabu (20 Januari 2016) secara khusus bertemu Direktur Jenderal Imigrasi Suriah di Damaskus yang baru dilantik, Mayjen Naji Al Numair, untuk memperkuat kerja sama dalam perlindungan WNI.

Terkait TKW ilegal yang akan meninggalkan Suriah, Dirjen Imigrasi berjanji untuk memberikan kemudahan bagi WNI, khususnya izin keluar dari Suriah (exit permit) sesuai peraturan yang berlaku.

Dubes Djoko juga meminta kemudahan visa bagi 25 mahasiswa Indonesia yang saat ini masih bertahan kuliah di negara yang tengah bergolak tersebut.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya