Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama masih memiliki elektabilitas tinggi di Jakarta. Hal itu berdasarkan hasil survei yang dilakukan CSIS.
Namun, hasil baik ini tidak membuat Ahok jumawa. Mantan Bupati Belitung Timur itu menilai Pilkada DKI Jakarta berbeda dengan daerah lainnya.
"Jakarta beda dengan daerah lain, kalau daerah lain kamu sudah paling tinggi, kamu menang. Kalau Jakarta kan harus 50 persen plus satu," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Selasa (26/1/2016).
Kondisi ini membuat segala kemungkinan bisa terjadi. Bahkan, Ahok memprediksi pilkada 2017 tidak mudah.
Terlebih, pada hasil survei Ahok ditempel ketat oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Walau, dia mendapat nilai tertinggi pada survei tersebut.
"Enggak lah, dia (Ridwan Kamil) bisa saja ngalahin saya. Bisa saja," pungkas Ahok.
Baca Juga
Berdasarkan survei yang dilakukan Centre Strategic and Internasional Studies (CSIS), tingkat popularitas Ahok masih jauh melampaui nama populer lain yang disebut-sebut akan maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
Peneliti CSIS Arya Fernandes mengatakan, pihaknya mempertanyakan kepada para responden tentang nama yang akan dipilih bila Pilkada DKI Jakarta digelar saat survei dilakukan. ‎
‎
"Hasilnya sebanyak 45 persen publik di DKI masih memilih Ahok. Sedangkan di urutan kedua yaitu Ridwan Kamil berada pada angka 15,75 persen. Dan pada posisi ke 3, berada di bawah 10 persen yaitu Tri Rismaharini yang mendapatkan angka 7,75 persen," ujar Arya.