Liputan6.com, Jakarta - Warga Kalijodo hilir mudik ke Posko Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Mereka menyerah dengan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama yang ingin menggusur pemukiman kumuh itu. Sementara ini, sudah 24 dari 1.847 kepala keluarga di 9 RW yang mendaftarkan diri untuk pindah ke rumah susun yang ditawarkan Pemerintah Provinsi.
"Belum tahu dipindahkan ke mana, itu urusan Dinas Perumahan, kita cuma mendata aja," ujar staf Posko Kecamatan Penjaringan Wagiman, Rabu 17 Februari 2016.
Wagiman menjelaskan, posko itu hanya menawarkan 3 pilihan bagi warga Kalijodo yang akan digusur. "Yang pertama untuk alih profesi, kemudian pulang kampung, dan rusun," kata dia.
Dia menuturkan, sampai pagi tadi, warga Kalijodo yang datang ke posko hanya memilih opsi ketiga. Mereka memilih dipindahkan ke rusun, meski tak ada kepastian rusun mana yang akan mereka tempati.
Advertisement
Â
"Sementara ini semua yang sudah mendaftar memilih opsi rusun, tapi belum tahu rusun mana nanti yang dibagikan, itu nanti urusan Dinas Perumahan," Wagiman menegaskan.
Dia menuturkan, belum ada Pekerja Seks Komersil (PSK) yang mendatangi posko untuk alih profesi dan pulang kampung. "Belum ada (PSK) yang ke sini, semuanya yang ke sini pada minta ke rusun, kalau PSK kan pasti alih profesi," jelas Wagiman.
Bagi warga Kalijodo yang ingin mengikuti bujukan pemerintah Provinsi DKI Jakarta, untuk pindah ke Rusun, mereka harus membawa beberapa syarat yaitu KTP DKI Jakarta dan Kartu Keluarga. Selain 2 syarat itu, bagi yang memiliki tempat tinggal sendiri di Kalijodo, juga wajib membawa bukti kepemilikan rumah.
Â
Baca Juga
"Karena yang punya rumah dulu yang diutamakan, kalau yang punya rumah udah dapet rusun semua, baru nanti misalnya ada yang ngontrak-ngotrak kita kasih setelah yang punya rumah dapat," ucap Wagiman.
Ahok menegaskan tidak ada lagi alasan tidak menutup area permukiman dan lokalisasi Kalijodo. Menurut dia, lokasi hiburan malam tersebut merupakan area hijau yang harusnya menjadi ruang terbuka publik.
"Jadi, kasus Kalijodo itu sebenarnya dalam Undang-Undang Pokok Agraria, sudah melanggar," ujar Ahok.
Kriteria Khusus Rumah untuk Warga Kalijodo
Namun, mantan Bupati Belitung Timur itu tak bisa sembarangan memberikan rumah bagi warga Kalijodo. Ada standar rumah tertentu yang harus dipenuhi Ahok.
"Relokasi itu adalah untuk perlindungan anak perempuan dan rumah tangga. Kita bicara rumah tangga ya. Itu minimal ada 2 kamar," kata Pengurus Pusat Wanita Islam (PWI) Atifah Thaha.
Â
Â
Atifah menuturkan kelayakan tempat tinggal dibutuhkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti pelecehan seksual. Seringkali pelecehan seksual terjadi karena tempat tinggal yang kurang layak.
"Kan, layak itu ada ukuran. Ukurannya adalah bahwa itu harus terpisah. Itu dalam rangka sebagai melindungi anak dari kelainan-kelainan seks. Dan yang banyak terjadi seperti itu kan, karena rumahnya kecil, kamarnya kecil, sudahlah segala macam," ujar Atifah.
Tawaran Khusus untuk PSK
Tak hanya memberikan rumah susun bagi warga Kalijodo, Ahok juga berencana memulangkan para pekerja seks komersial (PSK) yang rata-rata bukan warga asli Jakarta.
Namun, rencana pria yang karib disapa Ahok itu tentu tak semudah membalikkan telapak tangan. Para PSK di Kalijodo kabarnya mengajukan sejumlah syarat jika Ahok ingin menggusur tempat kerja mereka. Salah satunya, mereka minta solusi lapangan pekerjaan.
Sang gubernur pun menanggapinya dengan santai. Dia bahkan menawarkan para PSK bekerja sebagai petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) untuk Pemprov DKI Jakarta. Namun, Ahok tak yakin mereka bersedia.
"Sekarang mau kerja apa? Kerja PPSU mau nggak? Mana mau kerja yang capek lu," ucap Ahok.
Tawaran itu tak hanya datang dari Ahok. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa pun memberikan 2 pilihan untuk PKS di kawasan lokalisasi itu.
"Kita sudah komunikasikan pada PSK, mereka bisa memilih pelatihan keterampilan profesional atau menjadi karyawan di sebuah perusahaan garmen di Boyolali," ujar Menteri Sosial Khofifah.
Dua opsi yang ditawarkan Khofifah itu dibiayai penuh Kemensos. "Mereka boleh tinggal sampai 6 bulan di sana. Tempat tinggal dan makan semua ditanggung, nanti pas pulang juga dapat usaha ekonomi produktif serta dapat jadup (jaminan hidup)," ujar Khofifah.
Jaminan hidup yang ditawarkan Kemensos senilai Rp 5.050.000 per orang.
Menurut Khofifah, banyak PSK yang sudah didata tim khusus Kemensos untuk 2 pilihan tersebut.
Â
Jika mereka tak tertarik dengan pelatihan keterampilan, Kemensos menawarkan lapangan kerja sebanyak 2.000 orang di pabrik garmen di Boyolali.
Pabrik yang bekerja sama dengan Kemensos ini sudah memiliki asrama bagi para pekerjanya dan dikhususkan bagi para PSK tobat atau narapidana yang telah bebas.
Ditutup untuk Pelanggan
Tak hanya warga dan PSK, para pelanggan bisnis esek-esek di Kalijodo pun sudah tidak bisa lagi menikmati hiburan malam. Ahok menutup akses jalan ke tempat itu.
"Dari Polisi dan TNI sudah gelar pasukan untuk sosialisasi, kita akan tutup dulu. Jadi pintu masuk sana kita tutup dulu supaya pelanggan enggak ada yang ke sana," ujar Ahok.
Â
Â
Penjagaan ketat juga dilakukan di malam hari. Selain penghuni asli Kalijodo yang memiliki KTP Penjaringan, Jakarta Utara dan Tambora, Jakarta Barat dilarang masuk kawasan tersebut.
"Jadi orang luar KTP sana enggak boleh masuk aja kalau udah malem," tandas dia.
Mantan Bupati Belitung Timur itu menginginkan Kalijodo dibersihkan dalam waktu cepat. Bahkan ia ingin kawasan prostitusi itu bersih sebelum Jakarta menjadi tuan rumah Organisasi Konferensi Islam (OKI) awal Maret nanti.
Namun begitu, Ahok belum memastikan kapan eksekusi ‎kawasan Kalijodo akan dimulai. "Lu mau tau aja eksekusi kapan," ujar Ahok.
Bagaimana Nasib Bisnis Daeng Aziz?
Perlawanan keras terhadap penggusuran Kalijodo datang dari pentolan daerah itu, Daeng Aziz. Pria paruh baya bernama lengkap Abdul Aziz itu mengultimatum Ahok agar tak lagi mengusik ketenangan warga Kalijodo. Tindakan Ahok yang mengirimkan ratusan polisi dalam pelaksanaan sosialisai dianggap dia sebagai penyalahgunaan wewenang.
"Kita harus serius secara kewenangan sungguh-sungguh untuk menjalankan tugasnya masing-masing, jangan mencari-cari atas kesalahan masyarakat. Itu dilarang oleh Pancasila," ujar Daeng Azis.
Bahkan ia menyatakan Ahok sebagai musuh bersama, ia juga mengajak para korban penggusuran Ahok untuk menuntut keadilan.
"Yang punya kewenangan adalah, musuh bersama," ucap Daeng.
Dalam ultimatumnya, Daeng mengingatkan Ahok agar tak semena-mena. Ia mengklaim mewakili warga Kalijodo menyatakan akan melawan Ahok secara hukum jika meneruskan penggusuran.
"Saya tak mau hak kami dikurangi sedikitpun. Bilamana ada yang mengurangi hak kami, saya juga akan bisa menuntut secara hukum," jelas Daeng.
Daeng juga memperingatkan Ahok bahwa ia hampir kehilangan kesabaran.
"Pada prinsipnya, jangan saya dipaksakan untuk melawan," kecam Daeng yang disambut teriakan "lawan, tolak penggusuran," oleh warga.
Pentolan Kalijodo itu memiliki omzet miliaran rupiah dari bisnis minuman dan kafe di kawasan yang terkenal dengan prostitusi dan perjudian itu.
Daeng Aziz hanya tersenyum saat ditanya tentang omzetnya yang mencapai Rp 1,5 miliar dalam sebulan. Namun begitu, dia mengaku bersyukur jika bisnis yang digelutinya itu mencapai angka tersebut.
Â
"Ini kamu yang jawab ya. Saya bersyukur sekali. Itu kalau ada yang menyebut seperti itu, boleh-boleh saja. Tapi kalau untuk membenarkan, jangan dulu. Saya yang lebih tahu," ujar Daeng Aziz.
Dia membantah jika dirinya menjadi pemasok minuman yang beromzet miliaran rupiah dalam semalam.
"Wah, ini berat banget saya jawabnya yah. Kalau memang ada yang bilang bahwa saya ini pemasok minuman, lalu mendapatkan omzet setiap malam sampai miliaran rupiah. Ah, itu kata dusta. Bohong," ujar dia.
Pantauan Liputan6.com, Kafe Intan Eksekutif Club milik Daeng Aziz di Kalijodo cukup mewah. Di antara kafe-kafe lainnya, kafe Daeng menjadi yang paling wah. Dengan kursi sofa empuk di dalamnya dan parkiran luas di depannya.
Memasuki ruangan kafe itu, lampu kerlap-kerlip dan remang-remang langsung menyambut. Beberapa meja dan beberapa sofa memenuhi ruangan yang luasnya sekitar 10 meter persegi.
2 Pemuda berbadan tegap berjaga. Untuk mencapai kafe Intan milik Daeng Aziz, tak sembarang orang bisa masuk. Sebab jalur masuk ke kafe Daeng hanya 2. Satu jalur melewati Jalan Kepanduan II, namun ada rantai besi yang bisa dibuka tutup menghalangi untuk masuk. Satu jalur lagi, melalui jalan Bidara, namun dipagari setinggi 2 meter.