Disebut Sindir Ahok di Twitter, Begini Reaksi Ridwan Kamil

Ridwan Kamil menjelaskan, postingan dalam akun media sosial itu diutarakan sebagai sarana pendidikan kepada masyarakat.

oleh Kukuh Saokani diperbarui 14 Mar 2016, 04:01 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2016, 04:01 WIB
Ahok, Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo
Ahok, Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo bertemu di Balai Kota Jakarta

Liputan6.com, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dalam akun Twitter pribadinya @ridwankamil, menyebutkan partai politik berperan dalam kehidupan demokrasi.

Kendati, pernyataan tersebut dinilai para netizen menyindir Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang memilih jalur independen dalam Pilkada DKI 2017.

Namun, cuitan pria yang akrab disapa Kang Emil yang diunggah Sabtu 12 Maret lalu itu, dibantahnya. Menurut dia, media tidak semestinya mengait-kaitkan pernyataan dirinya dengan sikap Ahok.

"Saya kan suka berteori, media jangan selalu diadu-adu yah, saya berteori tentang partai politik. Terus kenapa hubungannya sama Ahok. Yang coment itu biasa, saya sudah tahu," kata dia saat ditemui di Gedung Graha Batununggal, Bandung, Minggu malam 13 Maret 2016.

Ridwan Kamil menjelaskan, postingan dalam akun media sosial itu diutarakan sebagai sarana pendidikan kepada masyarakat. Sehingga jangan dinilai sebagai hal-hal yang provokatif.


"Saya menggunakan Twitter untuk pendidikan juga. Kalau sedikit-sedikit ada yang kesindir juga, terus dihubung-hubungkan bahwa saya niat menyindir, itu tidak dewasa saja. Itu pemikiran saya tentang partai politik dan isu soal independen," pungkas Ridwan Kamil.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sebelumnya melalui cuitannya di akun Twitter pribadinya menilai, partai politik atau parpol memiliki 2 peran penting dalam kehidupan demokrasi di Tanah Air. Kedua fungsi itu adalah pendidikan demokrasi dan meraih kekuasaan.

Namun, dia menyayangkan saat ini parpol belum mampu menerapkan fungsi pertamanya, yaitu pendidikan demokrasi bagi rakyat. Bahkan, para elite dinilai lebih condong memanfaatkan partai sebagai ajang sarana perebutan kekuasaan.

"Fungsi yang pertama jarang dilakukan. Fungsi yg kedua dominan dan bising," cuit Ridwan Kamil dalam akun Twitter-nya, @ridwankamil, yang dikutip Liputan6.com, Jakarta, Sabtu 12 Maret 2016.

Emil menambahkan, maju mundurnya suatu bangsa ditentukan dengan kondisi partai politik. Suasana kondusif parpol akan memberikan keuntungan bagi suatu negara.

"Negara maju dengan kehadiran partai politik yang stabil dan tidak terlalu banyak. Jika belum baik, sempurnakan bukan ditinggalkan," cuit Ridwan Kamil.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya