Liputan6.com, Jakarta - Ratusan orang ditipu seorang perempuan berinisial SJ (29). Mereka dijanjikan terbang ke Jepang untuk menikmati liburan 7 hari 6 malam dengan membayar biaya sebesar Rp 14 juta dan Rp 1,5 juta untuk menambah 1 hari.
Ketika pembayaran lunas, SJ mengundur-undur waktu keberangkatan yang seharusnya pada 5-12 April 2016 menjadi tidak jelas dan akhirnya SJ menghilang.
"Kita lihat 1 situs di salah satu forum online ya. Di mana orang ini (terduga pelaku) jual tur ke Jepang. Dengan total (korban) mungkin sekitar 120 orang. Kalau perorang misalkan Rp 15 juta, maka kerugian bisa sampai RP 2 miliar," jelas seorang korban yang menjadi juru bicara mewakili ratusan korban lainnya, Umi Basuki di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (6/4/2016).
"Kita baru tahu ternyata seminggu sebelum keberangkatan, dia cancel penerbangan gitu," sambung dia.
Umi menjelaskan, pertama kali tertarik ikut tur bodong SJ saat melihat iklan di sebuah forum dengan nama akun sarahjihann berjudul 'Paket Tour Termurah Ngebolang Lihat Sakura ke Jepang'. Ia merasa tertarik karena dalam iklan di Kaskus, SJ menawarkan harga paket yang sangat murah untuk berkeliling ke 3 kota besar di Jepang.
Baca Juga
"Alasan tertarik karena biaya perjalanan murah dan bisa dicicil. Untuk destinasi wisatanya ke Tokyo, Osaka, Fuji," beber Umi.
Ia dan korban lain awalnya sangat yakin dengan janji manis SJ karena mengumpulkan para peserta tur untuk membahas rencana perjalanan selama di Jepang di aplikasi WhatsApp. Bahkan SJ mengundang para peserta tur makan dan bertatap muka.
Saat mendekati hari keberangkatan, Umi dan peserta lainnya menagih bukti berupa foto tiket pesawat mereka, tetapi SJ selalu beralasan banyak urusan. Kecurigaan para korban bertambah setelah SJ mengaku salah satu rekannya yang mengurusi akomodasi tur, Gina menghilang.
Setelah luntang-lantung menunggu kepastian berangkat-tidak ke Jepang, SJ akhirnya membuat pengumuman di WhatsApp bahwa kegiatan tur dibatalkan. SJ pun menyatakan akan mengembalikan uang para korban yang sudah ia terima, namun Umi berujar SJ tak diketahui rimbanya sejak 30 Maret 2016 sampai hari ini.
"Dijanjikan di-refund, karena kita minta solusi. Tapi sampai saat ini engak bisa dihubungi (nomornya). Jadi, kita enggak ada batas waktu, kapan kita terima batas dana refund-nya," tandas Umi.