VIDEO: Dorthea Ullo, Kartini Kesehatan dari Pegunungan Arfak

Berbekal pengalaman mendampingi almarhum suaminya sebagai mantri, Dorthea yang tidak tamat SD belajar ilmu kebidanan tradisional.

oleh Liputan6 diperbarui 20 Apr 2016, 14:24 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2016, 14:24 WIB
VIDEO: Dorthea Ullo, Kartini Kesehatan dari Pegunungan Arfak
Berbekal pengalaman mendampingi almarhum suaminya sebagai mantri, Dorthea yang tidak tamat SD belajar ilmu kebidanan tradisional.

Liputan6.com, Papua - Dorthea Ullo, sosoknya tak asing lagi di Kampung Syoubri, sebuah kampung yang terletak di kaki pegunungan Arfak, Manokwari, Papua Barat.

Ia mengabdikan lebih dari separuh hidupnya menjadi bidan kampung yang tanpa dibayar sedikit pun.

"Merati dukun. Itu yang saya lanjutkan sampai sekarang. Hanya bantu saja. Kalau orang mau kasih makanan kan bisa, tapi minta itu tidak," kata Dorthea, seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Rabu (20/4/2016).

Dorongan hati membuatnya rela berjalan berkilo-kilometer membelah hutan demi membantu para ibu hamil. Dalam sebulan, Dorthea membantu satu hingga dua persalinan.  

Selain Dorthea, sosok Srikandi Indonesia lainnya ada pada Aisyah Dahlan. Wanita lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin Makassar ini berhasil memulihkan pecandu narkoba dengan caranya sendiri.

Salah satunya dengan cara psikodrama saat menjelaskan bahaya narkotika. Bersama Bunda Ifet, Dokter Aisyah juga telah memulihkan personel grup Slank dan para slankers dari jeratan narkoba.

"Dia nggak cuma butuh obat sakau saja, dia butuh diajak ngobrol, didengarkan omongannya. Kadang saya sampai ngantuk-ngantuk. Kadang harus tahu juga mana omongan yang sesungguhnya, mana yang manipulasi," tutur Aisyah, dokter para pecandu narkoba. 

Layanan rehabilitasi gratis dilakukan di markas Slank dengan satu syarat, yakni niat berubah. 

Satu lagi sosok Srikandi Indonesia, dia adalah dokter Maria Witjaksono. Ia satu-satunya lulusan bidang medis paliatif di Indonesia.

Pelayanan paliatif belum banyak di Indonesia. Padahal fungsinya sangat penting, yakni meningkatkan kualitas hidup penderita penyakit berat. Salah satunya kanker stadium lanjut yang sulit disembuhkan.

"Memberikan pelayanan bagi pasien-pasien, terutama mereka yang mengalami penyakit yang sudah tidak bisa disembuhkan. Ternyata penderitaan ini tidak hanya secara fisik saja, tapi juga mereka menderita secara psikologis," kata Maria.  

Pelayanan paliatif fokus pada pemulihan psikis penderita penyakit berat agar dapat menikmati sisa hidupnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya