Ahok: Sekarang Tidak Ada Lagi Sinetron di Kampung Pulo

Ahok mengakui banyak daerah yang masih tergenang banjir akibat hujan deras yang terjadi beberapa hari terakhir ini.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 22 Apr 2016, 10:54 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2016, 10:54 WIB
20160421- Transjakarta Luncurkan Bus Khusus Perempuan- Ahok- Veronica Tan-Jakarta- Yoppy Renato
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) melihat kondisi bagian dalam bus Transjakarta khusus perempuan, Jakarta, Kamis (21/4). Peluncuran bus khusus wanita bertepatan dengan Hari Kartini. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Setiap memasuki musim hujan, kawasan Kampung Pulo, Jatinegara menjadi daerah langganan banjir yang paling mendapatkan sorotan dari para awak media. Warga yang mendiami kawasan itu pun ikut 'kebanjiran' bantuan dari berbagai pihak.

Namun demikian, pasca normalisasi dan pemindahan warga dilakukan, aliran kali Ciliwung di Kampung Pulo menjadi lebih lebar dan membuat air tidak lagi membanjiri kawasan kumuh tersebut. Bantuan yang biasanya mengalir deras pun saat ini sudah tidak ada lagi.

Setelah babak Normalisasi dan pemidahan warga dilakukan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyatakan cerita 'sinetron' korban banjir Kampung Pulo sudah berakhir.

"Sekarang TV kok enggak mau shoot banjir ke kampung pulo lagi? Karena enggak ada lagi sinetronnya," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Jumat (22/4/2016).

Meski begitu Ahok mengakui banyak daerah yang masih tergenang banjir akibat hujan deras yang terjadi beberapa hari terakhir ini. Menurutnya, salah satu penyebabnya adalah belum terhubungnya saluran air dan sungai Jakarta.

"Sebanyak 1.086 saluran antara 13 sungai, harus terhubung. Sejauh ini belum terhubung semua," ucap Ahok.

Mantan Bupati Belitung Timur itu memperkirakan dari 1.086 saluran air di Jakarta, lebih dari setengahnya telah tertutup beton rumah, toko bahkan rumah ibadah. Oleh karena itu pihaknya saat ini akan terus membingkar beton-beton penghalang aliran air.

"Kita lagi gali, jebolin beton. Yang penting rumah pompa baik, sungai-sungai besar kayak krukut kita gali. Tapi kalau orang tinggal di (pinggir) sungai ya pasti tenggelam. Makanya sebagian ngalah pindahin ke rusun," jelas Ahok.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya