Liputan6.com, Jakarta - Rustam Effendi mantap mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Wali Kota Jakarta Utara. Bahkan dia sudah mengirimkan surat pengunduran diri itu ke Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Rustam mengatakan, Ahok telah menyetujui pengunduran diri itu. "Ya Pak Gubernur ok. Enggak apa-apa nanti kita carikan plt nya," kata Rustam di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Selasa (26/4/2016).
Rustam menegaskan, dia hanya mengundurkan diri sebagai Wali Kota Jakarta Utara, bukan dari pegawai negeri Sipil (PNS). Dia juga menegaskan pengunduran dirinya itu tak ada kaitannya dengan Pilkada DKI Jakarta apalagi mendukung salah satu calon gubernur Yusril Ihza Mahendra.
"Kan berkali-kali sudah saya sampaikan bahwa tidak ada kaitan politik. Saya paham betul saya PNS, saya di larang berpolitik, kaitan dengan pak Yusril sudah diklarifikasi," ujar dia.
Baca Juga
Meski Rustam mengetahui sindiran Ahok hanya guyon, namun keputusannya itu sudah mantap.
"Ya enggak apa-apa, bercanda enggak apa-apa. Kalau dia (Ahok) sendiri tidak setuju, saya tetap mundur juga. Pernyataan pengunduran diri mau gubernur setuju atau tidak, tidak perlu itu," tutup Rustam.
Pengunduran diri Rustam ini menyusul tudingan Ahok saat rapat penanganan banjir di Balai Kota Jakarta, Jumat 22 Maret 2016. Mulanya, Ahok mendengar laporan jajaran Dinas Tata Air yang mengeluhkan kesulitan menormalisasi saluran air di kolong Tol Ancol, Penjaringan, karena banyaknya permukiman liar.
Mendengar keluhan Dinas Tata air tersebut, Ahok langsung menegur Rustam yang lambat melakukan penertiban. Padahal, perintah untuk melakukan menormalisasi saluran air di kolong Tol Ancol sudah diberikan sejak tahun lalu.
"Duh pak wali kota ini, saya selalu bilang begini pak wali, pak wali, kalau saya suruh usir orang itu wah ngelesnya. Jangan-jangan satu pihak sama Yusril ini?" ujar Ahok.