Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo dan Presiden Serbia Tomislav Nikolić menandatangani 2 nota kesepahaman (MoU). MoU pertama terkait pembebasan visa bagi pemegang paspor diplomatik.
"Hari ini kita telah menyaksikan penandatangan dua dokumen kerja sama persetujuan bebas visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (27/4/2016).
Nota kesepahaman kedua adalah beasiswa pertukaran pelajar baik S1, S2, dan S3. "Kita sepakat untuk mendorong people to people contact dengan meneruskan pemberian beasiswa terhadap mahasiswa Serbia dan Indonesia," ujar Jokowi.
Jokowi merasa senang atas kehadiran Nikolić ke Indonesia. Pasalnya, kunjungan tersebut merupakan yang pertama bagi seorang Presiden Serbia setelah lebih dari setengah abad.
Baca Juga
"Saya sangat senang sekali menerima kunjungan pertama Presiden Serbia ke Indonesia, dan kunjungan ini merupakan kunjungan pertama Kepala Negara Serbia setelah 58 tahun," kata Jokowi.
Jokowi menjelaskan, pertama kali bertemu Nikolic di Paris pada November 2015 lalu. Pertemuan 2 kepala negara ini diharapkan makin memperkuat kerjasama 2 negara.
Berdasarkan keterangan pers dari Kementerian Luar Negeri, nilai perdagangan bilateral pada 2015 mencapai USD 15,32 juta. Nilai tersebut meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai USD 12,55 juta.
Disebutkan, ekspor utama RI ke Serbia antara lain perangkat telepon, produk ikan laut, alas kaki, pakaian, dan alat-alat teknis. Impor Utama RI dari Serbia adalah peralatan militer, bahan makanan, dan peralatan listrik.
Sebelumnya Indonesia dan Serbia juga telah menandatangani MoU Konsultasi Bilateral pada 27 Maret 2006. Sebagai tindak lanjut, RI dan Serbia telah 3 (tiga) kali menyelenggarakan Forum Konsultasi Bilateral pada 10-13 Juli 2009 di Beograd, 16 September 2013 di Jakarta, dan 7 April 2016 di Beograd.
Selain kerjasama di bidang perdagangan, Indonesia dan Serbia juga mempunyai Kerja sama dialog lintas agama atau Indonesia-Serbia Bilateral Interfaith Dialogue (ISBID).
Advertisement