Abad 21: Peluang dan Kecemasan

Para pemimpin muda se-Asia Pasific bertukar pikiran untuk menentukan langkah menyambut abad 21. Mereka merumuskan apa yang harus dan mendesak dilakukan untuk menebar virus energi positif dan menumbuhkan sikap optimisme generasi abad 21.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Nov 2009, 01:28 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2009, 01:28 WIB
091111barometer.jpg
Liputan6.com, Jakarta: Apa yang anda bayangkan tentang abad 21? Perang, teror, kemiskinan atau justru membaiknya ekonomi dan kesejahteraan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut coba dijawab para pemimpin muda se-Asia-Pasific lewat dialog multidimesni yang digelar secara khusus oleh SCTV. Acara ini dipandu dua jurnalis, Veronica Pedrosa dan Kipp San Beck. Banyak tokoh penting hadir dalam dialog  ini mulai dari diplomat, aktivis lingkungan, pendidikan, jurnalis hingga pemimpin dunia.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pesannya melauli video mengatakan, terlalu naif dunia bisa mengenyahkan konflik dan juga kebencian. Tapi, Presiden percaya hal itu dapat berubah secara fundamental dengan ruang lingkup interaksi antara peradaban, agama dan juga kebudayaan. Ini bukan utopia, namun visi yang pragmatis. "Saya melihatnya berjalan baik di Indonesia. Saya juga melihatnya berjalan baik di banyak negara," kata Presiden.

Selain SBY, Presiden Amerika Serikat juga menyampaikan pesan yang disampaikan melalui Duta Besar AS Cameron Hume. Menurut Obama, para pemimpin muda yang cerdas dan menjanjikan akan membahas berbagai permasalahan yang akan berpengaruh baik terhadap Asia maupun Amerika Serikat.

Perdana Menteri Thailand Abhissit Vejjajiva juga sempat menyampaikan pesannya. Salah seorang pemimpin muda di Asia ini dalam pesannya melalui video mengambarkan pendapatnya tentang peranan generasi abad ke 21 pada masa kini.

Penggagas acara Dialog Generasi abad 21, Dino Patti Djalal menjelaskan bahwa generasi pertama abad 21 sangat spesial dan unik. Generasi ini memiliki sarana untuk mengubah dunia guna mengubah masa depan. "Kita memiliki kemampuan lebih dibanding generasi sebelumnya untuk mengubah imajinasi menjadi kenyataan," kata Juru Bicara Presiden ini.

Sementara itu, Doktor Surin Pitsuwan, Sekretaris Jenderal ASEAN, berbicara banyak mengenai prospek ASEAN dalam dunia global di abad 21. Ia menjadi salah satu bintang dalam dialog multimedia ini.

Tokoh lain yang menjadi bintang dalam dialog ini adalah Toni Fernandes. Pendiri penerbangan murah Air Asia ini mencoba menularkan virus optimisme dan mewujudkan mimpi menjadi kenyataan. Kuncinya, kata Toni, percayalah pada hal yang tak dapat dipercaya, impikan hal-hal yang mustahil, dan jangan pernah mengatakan "tidak" sebagai jawaban. Hal apa lagi yang dibicarakan para pemimpin muda lainnya? Simak selengkapnya dialog mereka dalam tayangan video Barometer edisi 11 November 2009.(IAN)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya