Liputan6.com, Bogor - Kurangnya perhatian Pemerintah Kabupaten Bogor terhadap bencana banjir yang sering melanda warga di Desa Bojong Kulur, Kecamatan Gunung Putri, membuat warga di desa tersebut, khususnya warga Villa Nusa Indah, memilih bergabung dengan Kota Bekasi.
Koordinator warga yang juga tokoh masyarakat Villa Nusa Indah, Trihernantyo mengatakan, warga yang tinggal di perbatasan Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi itu memilih ingin bergabung secara administratif ke Kota Bekasi, karena tidak ada solusi dari pemkab untuk menangani banjir yang kerap melanda wilayah tersebut.
Setiap diguyur hujan, warga di 6 RW Villa Nusa Indah kerap kebanjiran akibat meluapnya aliran Sungai Cikeas.
"Kondisi ini sudah terjadi sejak 2002, dan sampai sekarang tidak ada upaya untuk mengatasi banjir di wilayah kami," ujar Trihernantyo di Bogor, Kamis (19/5/2016).
Selain itu, penanganan pascabanjir oleh dinas terkait pun dinilai warga sangat lamban. Lumpur bekas luapan air sungai setebal 20-50 centimeter di setiap sudut jalan dibiarkan berminggu-minggu, sehingga mengganggu aktivitas warga.
Baca Juga
Karena itu, warga yang mulai putus asa bercampur marah berinisiatif untuk bergabung dengan Kota Bekasi. Sebab, Bekasi dianggap lebih responsif membantu korban banjir ketimbang Pemkab Bogor.
Berdasarkan hasil jajak pendapat dengan semua warga di masing-masing RT, pilihan untuk bergabung dengan Kota Bekasi murni keinginan warga sendiri. "Hasil jajak pendapat ini kemudian akan diserahkan ke bupati," ujar dia.
Advertisement
Trihernantyo menambahkan, saat rapat dengan perwakilan warga pada Rabu 18 Mei malam, warga tetap akan mendeklarasikan untuk bergabung dengan Pemkab Bogor.
"Ini kemauan warga, bukan pengurus, dan tidak ada unsur politis sama sekali. Deklarasi pada Minggu 22 Mei pun dilaporkan kepada kepolisian," ujar dia.
Desa Bojong Kulur memiliki luas 440 hektar. Dari total luas wilayah tersebut 70 persennya merupakan Perumahan Villa Nusa Indah, yang terdiri dari 6 RW yakni RW 21, 22, 23, 24, 25, dan 40. Total jumlah penduduk warga perumahaan itu sekitar 10 ribu jiwa.