Liputan6.com, Jakarta - Tiga terduga teroris asal Surabaya, yakni PHP, JR, dan FN yang ditangkap jajaran Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri ternyata terpengaruh paham radikalisme saat mereka berada di Lapas Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Boy Rafli Amar mengatakan PHP pernah ditahan atas kasus narkoba di Lapas Porong. Ketika itu, keduanya sering bersama napi kasus terorisme bernama Shibgotullah.
Baca Juga
Shibgo sendiri ditangkap di Malaysia ketika mencoba bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah alias ISIS di Timur Tengah, akhir 2014 lalu.
Advertisement
"Dia (PHP) mantan napi narkotika bebas April 2014. Dari hasil proses perkenalan mereka sudah terjadi penyebarluasan paham radikalisme. PHP sering terpantau bersama Shibgoh yang begitu keluar (LP) mencoba berangkat ke Suriah," kata Boy di Kompleks Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (9/6/2016).
Sementara tersangka FN, Boy tidak menjelaskan secara rinci kasusnya. Tetapi ketika menjadi narapidana di Lapas Porong, FN kerap bergaul dengan napi Muhammad Soleh yang tertangkap atas kasus Bom Cimanggis, Depok, Jawa Barat.
"Dalam kurun waktu pertemanan 2 tahunan, sejak keluar kemudian timbul ide-ide mereka untuk melakukan aksi," ucap Boy.
Sementara untuk terduga teroris JR, diketahui pernah bekerja untuk Salim Mubarak alias Abu Jandal dan Helmi Alamudi.
Menurut Boy, kedekatan kelompok ini dengan Shibgoh membuat Polri menduga mereka juga berhubungan dengan Bahrun Naim, pria yang diyakini menjadi otak serangan bom Thamrin, Januari 2016 kemarin. Bahrun saat ini berada di Suriah, menjadi salah satu petinggi di ISIS.