Korban Tanah Retak di Malasari Bogor Dipindahkan Akhir Tahun

Jumlah pengungsi tercatat sebanyak 205 jiwa yang terdiri dari 58 kepala keluarga. Sedangkan sebanyak 53 unit rumah rusak.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 13 Jul 2016, 16:16 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2016, 16:16 WIB
Tanah Bergerak
Bencana pergerakan tanah di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor terus meluas. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.co, Bogor - Bencana retakan tanah yang menimpa Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, beberapa waktu lalu membuat warga di tiga kampung terpaksa mengungsi.

Kepala Desa Malasasri, Suhendar, menyatakan proses relokasi diperkirakan memakan waktu selama 4-5 bulan. Pemerintah daerah telah menyediakan lahan seluas 1,5 hektar untuk membangun hunian sementara bagi para korban.

"Sekarang lagi proses perataan tanah. Mudah-mudahan akhir tahun sudah rampung," ujar Suhendar, Rabu (13/7/2016).

Sejak terjadi bencana pergerakan tanah, lanjut Suhendar, korban ditampung di tempat-tempat pengungsian yang sudah disiapkan. Namun ada pula yang tinggal di rumah sanak-saudaranya.

"Rumah mereka sudah rusak, jadi tidak bisa ditempati lagi. Dan retakan sampai sekarang masih terus terjadi apalagi kalau diguyur hujan," terangnya.

Menurut data di posko pengungsian, sebanyak tiga kampung, yakni Kampung Sikantor, Sorongan, dan Nyuncung terkena dampak pergerakan tanah sejak 6 Mei 2016. Namun kerusakan terparah terjadi di Kampung Sikantor dan Sorongan.

Adapun jumlah pengungsi tercatat sebanyak 205 jiwa yang terdiri dari 58 kepala keluarga. Sedangkan sebanyak 53 unit rumah rusak. Longsor juga membuat sejumlah lahan sawah mengalami retakan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya