RS Harapan Bunda Klaim Jadi Korban Vaksin Palsu

Pihak RS mengatakan seorang dokter berinisial I dan perawat berinisial I lah biang keladi masuknya vaksin palsu ke rumah sakit tersebut.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 15 Jul 2016, 17:50 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2016, 17:50 WIB
20160715-Gunakan Vaksin Palsu, RS Harapan Bunda Janji Tak Lari dari Tanggung Jawab-Jakarta
Tim dokter menyampaikan keterangan kepada orangtua yang anaknya menjadi korban vaksin palsu di halaman parkir RS Harapan Bunda, Jakarta, Jumat (15/7). Pihak RS menyatakan peredaran vaksin palsu dimulai dari Maret-Juni 2016 (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen Rumah Sakit (RS) Harapan Bunda mengaku kecolongan atas peredaran vaksin palsu. Mereka mengklaim telah menjadi korban atas kejahatan tersebut.

Pihak RS mengatakan seorang dokter berinisial I dan perawat berinisial I lah biang keladi masuknya vaksin palsu ke rumah sakit tersebut.

"Saya terus terang prihatin atas kejadian adanya indikasi vaksin palsu di RS Harapan Bunda. Kami juga korban atas kejadian ini," kata Ketua Komite Dokter RS Harapan Bunda Dokter Setno Hanggoro, saat memberikan keterangan dengan orangtua korban di RS Harapan Bunda, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (15/7/2016).

Mendengar jawaban itu, sejumlah orangtua tak puas. Mereka menganggap pihak rumah sakit terlihat melemparkan tanggung jawab atas beredarnya vaksin palsu di RS Harapan Bunda.

"Kami yang korban, bukan Anda! Anda hanya menikmati uangnya saja," teriak salah satu orangtua korban.

Mendengar hal itu, Setno menjamin RS Harapan Bunda selalu dan akan membeli vaksin dari distributor resmi.

Namun, dia mengakui pada Maret-Juni, terjadi kekosongan ketersediaan vaksin. Kekosongan pada periode inilah yang dimanfaatkan oleh pegawai yang tidak bertanggung jawab.

"Ada juga oknum RS, dalam hal ini perawat yang menawarkan vaksin itu ke dokter anak yang praktik di sini. Pihak rumah sakit tidak tahu," jelas Setno.

Dia pun menjamin anak mendapat vaksin asli di luar periode Maret-Juni 2016. Lagi-lagi, jawaban itu membuat orangtua korban memanas. Orangtua korban tidak percaya vaksin di luar periode Maret-Juni asli.

"Bohong itu. Enggak mungkin hanya dari bulan Maret!" teriak orangtua pasien lainnya.

Proses mediasi antara rumah sakit dan warga terus diwarnai teriakan orangtua yang tidak puas dengan keterangan dari perwakilan RS. Para orangtua pasien menuntut jaminan dari rumah sakit terhadap keselamatan anak mereka yang pernah divaksin di rumah sakit tersebut.

Sementara itu, dr Harmon Mawardi yang mendampingi dr Setno mengklaim, tidak ada efek samping akibat vaksin palsu.

"Saya jamin enggak ada efek sampingnya. Kalau ada gangguan kesehatan itu cuma karena alergi saja," ungkap Harmon.

Jawaban itu kembali menyulut amarah orangtua korban. Mereka kembali menuntut jaminan mengenai keselamatan sang anak yang pernah divaksin di RS Harapan Bunda.

"Apa jaminannya? Siapa yang bisa menjamin keselamatan anak saya untuk ke depannya?" orangtua korban lainnya menimpali.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya