Jokowi Angkat Stafsus Intelijen, Kinerja Bang Yos Dipertanyakan

Suksesnya kinerja intelijen bisa dikatakan apabila mampu menggagalkan seluruh rencana aksi terorisme.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 15 Jul 2016, 22:19 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2016, 22:19 WIB
20151206-Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen (Purn) Sutiyoso-Jakarta
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen (Purn) Sutiyoso meluncurkan buku berjudul Sang Pemimpin di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Minggu (6/12/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari menilai kinerja Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso belum memuaskan, karena masih banyak teror yang menghantui di Tanah Air. Terakhir, aksi bom di Mapolresta Surakarta, Jawa Tengah.

"Dalam setiap rapat seluruh anggota Komisi I mengharapkan BIN mampu mempertajam‎ kemampuannya, sehingga mampu mengantisipasi seluruh teror yang akan terjadi. Kembali lagi ketika masih ada teror terjadi, kejahatan terjadi, berarti intelijen masih belum bisa maksimal," kata Kharis di Jakarta, Jumat (15/7/2016).

Menurut dia, suksesnya kinerja intelijen bisa dikatakan apabila mampu menggagalkan seluruh rencana aksi terorisme. Namun saat ini, pemerintah dianggap masih kerap kecolongan dengan aksi teror.

"Kalau kejahatan itu tidak terjadi mampu diantisipasi oleh intelijen, itu baru intelijen sukses. Kalau masih terjadi berarti intelijen masih gagal," ujar anggota Fraksi PKS ini.

Apalagi, kata Kharis, ‎belakangan Presiden Joko Widodo atau Jokowi baru saja mengangkat Gories Mere sebagai Staf Khusus Presiden bidang intelijen. Penunjukkan itu, dianggap kinerja Sutiyoso dipertanyakan dalam bidang intelijen saat ini.

"Saya kira di Indonesia seluruh lembaga intelijen itu dikoordinasikan oleh BIN dan BIN dipimpin oleh seorang Kepala BIN dalam hal ini Pak Sutiyoso. Mestinya Presiden gampang tinggal panggil Kepala BIN kalau untuk urusan intelijen, tidak perlu lah dibentuk orang atau untuk menangani ini," kata Kharis.

Jokowi sebelumnya telah menunjuk mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Gories Mere bidang Intelijen. Penunjukkan mantan Kepala Densus 88 Antiteror itu sudah mengantungi Keputusan Presiden (Keppres) sejak pekan lalu.

"Iya sudah ada penambahan dua orang stafsus. Yaitu Pak Gories Mere (eks Kepala BNN) dan Pak Diaz Hendropriyono (putra ketiga AM Hendropriyono)," ujar Menteri Sekretaris Negara Pratikno, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 11 Juli 2016.

Penambahan dua staf khusus ini tanpa pelantikan. Pratikno mencontohkan pengangkatan Johan Budi sebagai staf khusus juga tanpa ada pelantikan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya