270 Bayi Terindikasi Terpapar Vaksin Palsu di RS Harapan Bunda

Satgas Penanggulangan Vaksin Palsu sudah melakukan rekapitulasi teehadap data bayi yang terindikasi menerima vaksin palsu di Rumah Sakit Har

oleh Audrey Santoso diperbarui 17 Jul 2016, 09:11 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2016, 09:11 WIB
20160715-Gunakan Vaksin Palsu, RS Harapan Bunda Janji Tak Lari dari Tanggung Jawab-Jakarta
Tim dokter menyampaikan keterangan kepada orangtua yang anaknya menjadi korban vaksin palsu di halaman parkir RS Harapan Bunda, Jakarta, Jumat (15/7). Pihak RS menyatakan peredaran vaksin palsu dimulai dari Maret-Juni 2016 (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Vaksin Palsu mengumumkan pihaknya sudah melakukan rekapitulasi teehadap data bayi yang terindikasi menerima vaksin palsu di Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur. Hasilnya sebanyak 270 bayi terindikasi menjadi korban.

"Namun baru 44 pasien yang terkonfirmasi terpapar vaksin palsu. Kami juga tak mau sembarangan yang sudah divaksin asli, divaksin lagi. Kami akan buka posko pelayanan di RS Harapan Bunda," kata Kepala Satgas Penanggulangan Vaksin Palsu Maura Linda Sitanggang di RS Harapan Bunda, Sabtu malam (16/7/2016).

Pihaknya bersama perwakilan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Kasubdit III Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Kompol Furqon Budiman sengaja mendatangi RS Harapan Bunda untuk meredam kekhawatiran orangtua korban vaksin palsu.

"Yang melayani di posko nanti ada dari tim imunisasi, IDAI (Ikatan Doker Anak Indonesia)," sambung Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan ini.

Maura berujar, vaksin yang akan disuntikan ulang oleh petugas satgas ke tubuh para bayi adalah vaksin yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), bukan yang berasal dari rumah sakit. "Vaksin itu murni dari Pemerintah bukan dari rumah sakit ini," tandas Maura.

Sementara itu, Furqon menerangkan data 44 korban tersebut masih dapat berkembang jumlahnya, namun pihaknya meminta orang tua korban memberi waktu kepada polisi, untuk memverifikasi lebih banyak lagi data korban.

"Yang 200-an itu belum terverifikasi keterangan tersangka dan penjualnya. Memang dari hasil penyidikan dan BAP (Berita Acara Pemeriksaan) bahwa dokter I membeli sebanyak 60 vaksin. Itu masih didalami" terang Maura.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya