Liputan6.com, Jakarta - Beberapa instansi pemerintahan ramai-ramai melarang Pokemon Go. Alasannya karena dapat mengancam keamanan negara. Namun Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok punya cerita lain dan bisa dibilang berseberangan dengan larangan yang tengah marak tersebut.
"Kalau kayak gitu kita bisa berdebat. Soal intelijen," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (22/7/2016).
Menurut Ahok, mata-mata bukan hal baru. Mata-mata dengan menggunakan perangkat teknologi sudah muncul sejak dulu. Bahkan sejak era Presiden Soeharto menjabat, teknologi dimanfaatkan untuk kepentingan pengumpulan data.
Advertisement
Ahok menceritakan pernah mendapatkan kuliah remote sensing (penginderaan jarak jauh). Dari sana dia baru tahu bagaimana intelijen Amerika Serikat bekerja.
"Dosen saya dari Amerika, dia kasih kita lihat kalau pesawat satelit Amerika lagi terbang pas lewatin Jakarta dan ngambil foto. Dia cerita ke kami itu," ujar Ahok.
Satelit Amerika yang melintasi wilayah Jakarta saat itu mengawasi dan dapat mengabadikan Presiden Soeharto apabila sedang duduk di halaman Istana.
Oleh sebab itu, bila ada orang yang hendak memata-matai Balai Kota, tidak perlu menggunakan pemain Pokemon Go.
"Kalau orang mau mata-matain depan ini (Balai Kota) perlu enggak sih dikirim orang main Pokemon?" tanya Ahok.
"Ini semua pakai Wi-Fi, orang kalau tahu IP address kita, bisa enggak kamu langsung intai semua ruangan ini? Bisa. Kalau di rumah kamu ada CCTV semua pas saya tahu internet IP address-nya langsung saya bisa intip ada semua. Bagaimana bisa mengintai?" kata Ahok.