Pabrik Sabu Berkedok Bisnis Sablon Dilengkapi 16 CCTV

Selama ini, rumah tersebut dikenal warga sebagai tempat usaha sablon dan konveksi.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 26 Jul 2016, 00:32 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2016, 00:32 WIB
Nafiysul Qadar/Liputan6.com
Polisi gerebek pabrik sabu di Penjaringan (Nafiysul Qadar/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Aparat Polda Metro Jaya menggerebek sebuah rumah di Jalan Kura, Nomor 31, RT 02, RW 12, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara. Rumah berpagar besi berwarna hijau itu diduga menjadi pabrik narkoba jenis sabu.

Selama ini, rumah tersebut dikenal warga sebagai tempat usaha sablon dan konveksi. Namun rupanya usaha tersebut hanya sebagai kedok untuk menutupi bisnis haramnya. Apalagi, rumah tersebut dilengkapi banyak kamera pengawas atau CCTV.

"Tadi kami hitung ada sekitar 16 CCTV," ujar salah seorang anggota Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya yang enggan disebut namanya di lokasi penggerebekan, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (25/7/2016) malam.

Belum diketahui apa tujuan pemilik rumah ini memasang belasan CCTV di setiap sudut ruangan. Namun, hingga kini pihak kepolisian masih memeriksa rumah ‎yang berada persis di tepi Danau Teluk Gong ini.

Pantauan Liputan6.com di lokasi, lantai dasar rumah tiga lantai itu dipenuhi mesin dan bahan-bahan sablon pakaian. Sementara di lantai dua terdapat televisi besar yang berfungsi untuk memantau seluruh CCTV yang terpasang di berbagai sudut rumah.

‎Sementara di lantai tiga, terlihat sebuah kamar tidur yang diduga dijadikan sebagai tempat pembuatan sabu. Banyak peralatan dan bahan-bahan yang diduga untuk membuat sabu berserakan di kamar tersebut.

Antara lain, tabung kaca besar seperti alat penyuling, bong, tabung kimia, selang, tabung gas tiga kilogram, dan beberapa bahan-bahan lainnya yang berserakan di atas meja kayu, dan ranjang.‎

Sementara itu di lokasi yang sama, Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Awi Setiyono mengungkapkan, penggeledahan pabrik sabu berkedok bisnis sablon dan konveksi ini sudah diincar sejak lama.

"Sebulan belakangan ini, kami sudah mengintai aktivitas dari pegawai pabrik di sini. Diketahui, pelaku belajar dari internet. Bahannya mereka cari sendiri," ucap Awi.

Dia mengatakan, pihaknya belum bisa mengklasifikasi kualitas narkoba jenis sabu yang diproduksi di rumah tersebut. Pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium.

"Saya belum memastikan apakah narkoba ini jenis sabu berkualitas terbaik atau tidak. Sabu yang di lantai dua ini diperkirakan jenis metaphetamine. Tapi tunggu dulu hasil penyelidikan dari pihak Puslabfor," jelas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya