Liputan6.com, Jakarta - Jenderal muda yang berfikir akademis. Itulah yang terbesit di pikiran Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Buysro Muqoddas ketika melihat sosok Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.
Buysro menyambut baik langkah Tito mereformasi tubuh Polri dengan menjadikan polisi sebagai aparat penegak hukum yang humanis dan mengedepankan mediasi dalam menyelesaikan masalah.
"Kami yakin Pak Kapolri kita yang sekarang ini jenderal yang akademis," ungkap Buysro dalam seminar nasional kajian hukum revisi undang-Undang Nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu 6 Agustus 2016.
Ia pun menilai sikap Tito menunjuk Komjen Suhardi Alius sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai keputusan yang tepat dan dengan pertimbangan yang matang bahwa Suhardi mampu mereduksi potensi ancaman teroris di Indonesia.
"Dilihat (penunjukan Suhardi) ini bukan karena kebetulan. Semua adalah karena proses perencanaan yang pasti matang. Pak Kapolri menunjuk kepala BNPT itu yakni Pak Suhardi Alius, sangat tepat sekali," ujar Buysro.
Buysro mengaku dirinya dan Suhardi adalah sahabat lama sejak ia menjabat sebagai Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi dan Suhardi sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri. Sehingga untuk urusan terorisme, Buysro percaya Suhardi adalah sosok yang berkompeten.
"Dengan Pak Suhardi Alius, (saya) seperti sahabat lama. Karena waktu beliau Kabareskrim, membantu program-program pemberantasan korupsi dan mafia, sumberdaya manusia dengan KPK kala itu," ucap Busyro.