KPK Gali Keterangan Anggota DPR Soal Suap Proyek Jalan di Sumbar

Kali ini, KPK memeriksa anggota Komisi III DPR Wihadi Wiyanto sebagai saksi.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 18 Agu 2016, 13:21 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2016, 13:21 WIB
Ilustrasi Korupsi
Ilustrasi (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mendalami kasus dugaan suap pemulusan rencana 12 proyek ruas jalan di Sumatera Barat, yang ingin dibiayai lewat APBN Perubahan 2016.‎ Penyidik pun terus memeriksa sejumlah anggota DPR.

Kali ini, KPK memeriksa anggota Komisi III DPR Wihadi Wiyanto sebagai saksi. Wihadi diperiksa untuk dua tersangka sekaligus yaitu, I Putu Sudiartana dan seorang pengusaha bernama Yogan Askan.

"Yang bersangkutan bersaksi untuk tersangka IPS (I Putu Sudiartana) dan YA (Yoga Askan)," ucap Pelaksana Harian (Plh) Kepala Biro Humas KPK, Yuyuk Andriati saat dikonfirmasi, Jakarta, Kamis (18/8/2016).

Selain Wihadi, KPK memeriksa seorang pengusaha bernama Desrio Putra untuk mendalami kasus itu. "Dia juga akan dimintai keterangannya sebagai saksi," tegas Yuyuk.

Pada kasus dugaan suap pemulusan rencana 12 proyek ruas jalan di Sumatera Barat agar dibiayai lewat APBNP 2016, KPK telah menetapkan lima orang sebagai tersangka.

Kelimanya yakni anggota Komisi III DPR Fraksi Demokrat I Putu Sudiartana, staf Putu di Komisi III Noviyanti, Suhemi yang diduga perantara, seorang pengusaha bernama Yogan Askan, serta Kepala Dinas Prasarana Jalan dan Tata Ruang dan Permukiman Sumatera Barat Suprapto.

Putu, Noviyanti, dan Suhemi selaku penerima dijerat dengan Pasal 12 huruf a atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor).

Sedangkan Yogan dan Suprapto selaku pemberi dijerat dengan Pasal 5 ayat 1 huruf a atau Pasal 13 UU Tipikor juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya