Kisah Perjuangan Warga Rumpin Bogor Menghadapi Jalanan Rusak

Warga harus bersusah payah menembus jalan rusak dan menghirup debu jalanan.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 28 Sep 2016, 14:47 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2016, 14:47 WIB
Rumpin
Kondisi Jalan Raya Rumpin, Kabupaten Bogor, yang rusak dan tidak kunjung diperbaiki (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Bogor - Jika Anda melewati sejumlah ruas jalan di Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, maka anda tidak akan percaya bahwa daerah itu masih berada di wilayah yang digadang-gadang menjadi kabupaten termaju di Indonesia.

Keberadaan jalan provinsi, kabupaten dan desa yang berbatasan dengan wilayah Tangerang, Banten hingga kini masih rusak parah.

Kondisi ini rawan menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas dan membuat aktivitas warga terganggu.

Untuk menempuh perjalanan menuju wilayah yang berada di ujung Kabupaten Bogor ini, butuh perjuangan luar biasa.

Kondisi jalan yang mayoritas rusak parah, membuat waktu tempuh berlipat-lipat dari seharusnya.

Salah satu titik kerusakan misalnya terdapat di ruas Jalan Kampung Sawah-Rabak-Gobang. Jalan rusak layaknya sungai di musim kemarau dan berlumpur, mewarnai hampir separuh perjalanan yang menghubungkan Kecamatan Rumpin, Leuwiliang, dan Parung Panjang itu. Kondisi kubangan mencapai diameter 4-6 meter.

Kondisi Jalan Raya Rumpin, Kabupaten Bogor, yang rusak dan tidak kunjung diperbaiki (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Berkendara di jalur tersebut, seperti menumpang perahu yang berkali-kali dihantam ombak.

Perjalanan semakin berat apalagi dilakukan pada malam hari karena nihil lampu penerangan jalan umum. Pengendara hanya mengandalkan sorot lampu mobil dan cahaya dari rumah warga.

Bagi warga setempat, kondisi ini sudah menjadi pemandangan sehari-hari, meski mengganggu aktivitas warga dan memicu terjadinya kecelakaan.

"Kami sering mendengar Kabupaten Bogor digadang-gadang jadi wilayah kabupaten termaju di Indonesia, tapi di sini kami belum merasakan fasilitas jalan mulus," kata Ape (46), salah seorang warga Desa Rabak, Kecamatan Rumpin.

Muatan Berlebih

Meskipun ada sebagian badan jalan yang sudah dicor beton, tetapi tidak bertahan lama akibat dilalui kendaraan truk bermuatan batu dan pasir melebihi tonase.

"Tiap hari kami harus menghirup debu dari jalan coran yang hancur tergilas truk," ucap Mulyadi, warga Desa Rumpin.

Terlebih ruas jalan di wilayah pelosok Kecamatan Rumpin, meski sudah bertahun-tahun lapisan aspal sudah mengelupas dan tersisa hanya bebatuan, namun belum mendapat perhatian dari pemerintah daerah.

"Kasihan kalau bawa orang sakit atau ibu yang sedang hamil. Harusnya pembangunan itu merata," ujar dia.

Sebelumnya, warga Rumpin sempat melakukan aksi demo besar-besaran menuntut pemerintah daerah memperhatikan infrastruktur di wilayah tersebut.

Sebagai bentuk kekecewaan, ratusan massa sempat menyegel kantor Camat Rumpin dan mengarak Camat untuk melihat secara langsung kondisi jalan rusak yang tersebar di Kecamatan Rumpin.

 

Kondisi Jalan Raya Rumpin, Kabupaten Bogor, yang rusak dan tidak kunjung diperbaiki (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kabupaten Bogor, Eddi Wardani mengklaim, saat ini pemerintah daerah tengah fokus melakukan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur jalan dan jembatan dengan total anggaran sebesar Rp 53 miliar.

"Target kami hingga tahun 2018 mendatang kondisi jalan di Kabupaten Bogor sudah bagus semua," kata Eddi, Rabu (28/9/2019).

Terkait masih adanya ruas jalan yang rusak di wilayah Rumpin, lanjut Eddi, disebabkan adanya keterlambatan lelang sehingga berdampak penguluran waktu kegiatan pembangunan maupun pemeliharaan jalan.

Ia menyebutkan, beberapa ruas jalan yang akan diperbaiki di wilayah Kecamatan Rumpin pada 2016 ini, di antaranya Jalan Garendong-Janala senilai Rp 9,9 miliar, peningkatan Jalan Gobang-Cidokom senilai Rp 6,3 miliar, peningkatan Jalan Leuwiliang- Kampung Sawah senilai Rp 11,5 miliar, peningkatan Jalan Cicangkal-Gunung Sindur senilai Rp 5,4 miliar.

"Untuk meningkatkan umur jalan, semua pembangunan jalan tersebut dilakukan betonisasi," ujar Eddi.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya