Barometer Pekan Ini: Panas Dingin Pilkada Jakarta

Media sosial menjadi jagad perang pilkada baru yang digunakan bebas merdeka dan seolah tak takut akan dampak setelahnya.

oleh Liputan6 diperbarui 15 Okt 2016, 19:47 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2016, 19:47 WIB
Panas Dingin Pilkada Jakarta
Media sosial menjadi jagad perang pilkada baru yang digunakan bebas merdeka dan seolah tak takut akan dampak setelahnya.

Liputan6.com, Jakarta - Masa kampanye belum lagi dimulai, namun suhu politik Pilkada DKI Jakarta sudah memanas. Calon petahana Basuki Tjahaja Purnama lah yang tersengat hawa panas pilkada, karena ucapannya dicuplik kemudian diartikan berbeda. Media sosial menjadi jagad perang pilkada baru yang digunakan bebas merdeka dan seolah tak takut akan dampak setelahnya. 

Pencoblosan masih 4 bulan lagi, Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) tengah sibuk memverifikasi para calon, tetapi suhu Pilkada DKI ternyata sudah memanas. Pasalnya, ucapan calon petahana Basuki Tjahaja Purnama di depan nelayan Kepulauan Seribu pada 26 September 2016 disebarluaskan di media sosial sehingga berujung kontroversi.

Pro kontra tak terhindarkan, Ahok pun berusaha menjelaskan. Penjelasan sudah disampaikan, namun kasus ini tetap bergulir ke ranah hukum. Kubu kontra melaporkan Ahok ke Mabes Polri.

Kubu pro Ahok, melaporkan akun facebook pengunggah cuplikan ke Polda Metro Jaya. Meski berbeda kelompok, tujuan kedua pelapor sama yaitu meredakan keresahan di masyarakat.

Sementara Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyarankan Ahok meminta maaf. Saran yang akhirnya dituruti. Senin pekan ini, Ahok resmi meminta maaf.

Namun reaksi kontra kelompok masyarakat terhadap Ahok soal pengutipan surat Al Maidah ayat 51 masih bermunculan.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Sabtu (15/10/2016), bergerak usai salat Jumat dari Masjid Istiqlal menuju Balai Kota Pemprov DKI Jakarta, ribuan umat muslim dari berbagai elemen  menuntut Ahok segera diproses hukum.

Massa akhirnya membubarkan diri dengan tertib setelah waktu ashar, begitu pula ribuan personel polisi dan TNI yang telah berjaga sejak pagi.

Saat Ahok harus tersengat hawa panas pilkada, kandidat Cagub-Cawagub DKI lainnya terus tebar pesona diberbagai kesempatan dalam suasana bersahabat. Agus Harimurti blusukan perdana ke Pasar Sindang, Koja, Jakarta Utara

Sehari sebelumnya, pasangan wakil Agus-Sylviana menghadiri pengajian di area tempat tinggalnya. Sementara Anies Baswedan melanjutkan safari ke posko relawan Sahabat Asa. Sandiaga Uno juga tak menampik undangan mimbar kampus sebagai pembicara.

Selain itu, rekam jejak bermasyarakat para istri kandidat cagub DKI 1 juga tak lepas dari sorotan. Semuanya memiliki modal sosial yang tak bisa diremehkan. Lima tahun terakhir Veronica Tan, istri Ahok berkecimpung di PKK DKI Jakarta.

Istri Agus, Annisa Pohan adalah istri prajurit aktif di kegiatan ibu-ibu Persit Kartika Chandra Kirana. Sementara itu, Fery Farhati Ganis istri Anies, psikolog pegiat parenting atau pengasuhan anak oleh orangtua.

Memanfaatkan pengaruh selebritis sepertinya masih menjadi cara jitu bagi para cagub dan cawagub DKI Jakarta untuk mendongkrak kepopuleran. Ahok menggaet artis Sophia Latjuba sebagai juru bicara.

Sandiaga Uno makin intens mendokumentasikan diri dengan publik figur. Sedangkan Agus Yudhoyono memilih memanfaatkan popularitas istrinya Annisa Pohan.

Silaturahmi, perkenalan, bertemu tim relawan, mohon doa restu, jurus media sosial hingga perang isu terus dijalankan. Masa resmi kampanye masih sekitar 2 minggu lagi, namun rasanya seperti sudah masuk ke periode itu. Meski demikian, belum ada satu pun aksi-aksi ini yang mendapat teguran dari Badan Pengawas Pemilu.

Berbagai kandidat telah melakukan usaha yang bagus. Tapi ingat, janji-janji pilkada yang mampu diwujudkan dalam 5 tahun periode kerja usai terpilihlah yang dinanti warga demi Jakarta yang makin baik lagi.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya