Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) buka-bukaan terkait kedekatan mantan Ketua DPD Irman Gusman dengan Dirut Bulog Djarot Kusumayakti. Menurut KPK, Irman Gusman kerap berkomunikasi via telepon dengan Djarot Kusumayakti.
Demikian terungkap dalam lanjutan sidang praperadilan tersangka Irman Gusman terkait dugaan suap rekomendasi penambahan kuota distribusi gula impor wilayah Sumatera Barat (Sumbar) 2016, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (26/10/2016).
"Masih di bulan Juli 2016, pemohon (Irman Gusman) berkomunikasi dengan saudara Djarot. Yang pada intinya Pemohon merekomendasikan CV Semesta Berjaya kepada Saudara Djarot, untuk mendapatkan kuota dalam mendistribusikan gula di Sumatera Barat," ucap Kuasa Hukum KPK, Raden Natalia Kristanto.
Advertisement
Komunikasi tersebut bermula ketika Direktur Utama CV Semesta Berjaya, Xaveriandy Sutanto berkunjung ke rumah dinas Irman Gusman. Kedatangan Xaveriandy tersebut melalui istrinya Memi.
Dari pertemuan itu, Memi meminta kuota distribusi gula impor ke Sumbar. Tak tanggung-tanggung, Irman pun langsung menghubungi Djarot. Dari komunikasi tersebut, Djarot pun bersedia membantu dari Jakarta dengan menjanjikan kuota sebanyak 1.000 ton. Bahkan sampai melibatkan Bulog Divisi Regional Sumatera Barat, Benhur.
Djarot pun langsung berkomunikasi dengan Benhur membicarakan titipan Irman.
"Pada intinya, saudara Djarot menyampaikan ada titipan dari Pemohon namanya saudari Memi agar mendapat jatah untuk mendistribusikan gula untuk wilayah Sumatera Barat. Saudara Benhur melaporkan kepada saudara Djarot bahwa permintaan Saudari Memi adalah 3.000 ton untuk wilayah Sumatera Barat," ungkap Raden.
Kemudian, Irman menyuruh Memi berkomunikasi dengan Benhur. Di mana Memi pun langsung melaksanakannya.
"Memi menghubungi saudari Benhur, saat berkomunikasi dengannya, Benhur sepertinya sudah mengetahui dari Saudara Djarot bahwa Saudari Memi sebelumnya sudah mendapatkan persetujuan secara lisan dari saudara Djarot," pungkas Raden.