Luapan Sungai Citarum Belum Surut, Warga Masih Mengungsi

Sejauh ini, lanjut Asep, belum ada permukiman warga yang dilintasi Sungai Citarum terendam banjir.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 17 Nov 2016, 23:16 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2016, 23:16 WIB

Liputan6.com, Bogor - Luapan Sungai Citarum yang melintasi wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat belum surut meski sudah berlangsung selama sepekan. Sungai tersebut meluap akibat dibukanya spill way 3 Bendungan Waduk Saguling karena debit air waduk sudah mencapai ketinggian maksimal.

Sebanyak 21 kepala keluarga (KK) atau 83 jiwa masih mengungsi, yaitu warga Kampung Bantarcaringin, Desa Cihea, Kecamatan Haurwangi, Cianjur.

Sejak ditetapkanya Siaga 1 bencana banjir Citarum, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur sudah menyediakan tempat pengungsian dan menyiapkan lima unit perahu karet untuk mengevakuasi warga jika banjir bandang terjadi.

"Kami juga sudah menyediakan logistik untuk didistribusikan ke titik-titik lokasi yang diprediksi akan terdampak," ujar Kepala BPBD Kabupaten Cianjur, Asep Suparman, Kamis (17/11/2016).

Sejauh ini, lanjut Asep, belum ada permukiman warga yang dilintasi Sungai Citarum terendam banjir. Hanya satu rumah dan satu bangunan pos ronda rusak diterjang arus sungai.

"Di setiap titik lokasi yang berpotensi banjir ada petugas yang disiagakan untuk melakukan assesmen," ujar Asep.

Hingga Kamis siang, debit air Sungai Citarum masih tinggi. Permukaan air akan semakin naik di malam hari. Karenanya, warga yang berada dekat dengan bibir sungai lebih memilih tidur di tenda pengungsian.

Camat Haurwangi Djadjat Sudrajat mengatakan, permukiman warga di Desa Cihea sangat berpotensi terendam banjir jika debit air Sungai Citarum terus naik.

"Dari sekitar 400 KK di desa itu, sekitar 200 KK dipastikan terendam banjir kalau air terus naik," kata Asep.

Bahkan kondisi tersebut sudah terjadi di Kampung Bantarcaringin, Desa Cihea. Sejak awal air sungai meluap, jembatan penghubung antara Cianjur dengan Bandung Barat tertutup aliran sungai. Bahkan, bantaran sungai sudah tergerus hingga 10 meter dari bibir sungai.

"Bantarcaringin ini yang paling bahaya karena lokasinya paling dekat dengan bendungan. Ada 50 rumah yang berdiri hanya beberapa meter dari bibir sungai," ujar Asep.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya