JK: Indonesia Tak Perlu Khawatir Kebijakan Donald Trump

Jk menilai, kebijakan apapun yang akan dikeluarkan Trump tidak akan terlalu berpengaruh terhadap Indonesia.

oleh Liputan6 diperbarui 20 Nov 2016, 07:02 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2016, 07:02 WIB

Liputan6.com, Lima - Donald Trump resmi menjadi presiden terpilih Amerika Serikat. Dan, mulai 20 Januari 2017, Trump akan dilantik dan mulai menjalankan roda pemerintahan Amerika Serikat.

Terkait dengan kebijakan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Donald Trump, Wakil Presiden RI  Jusuf Kalla  (JK) mengaku belum bisa memprediksi, apakah berubah menjadi proteksionis atau justru sebaliknya.

"Semuanya belum jelas karena masih Februari nanti. Tapi apa pun yang terjadi, kita tidak perlu khawatir. Kita akan pikirkan (penguatan) ekonomi dalam negeri," ujar JK di sela acara Forum APEC di Lima Peru, Minggu (20/11/2016).  

JK meyakini, kebijakan apapun yang akan dikeluarkan Trump tidak akan terlalu berpengaruh terhadap Indonesia. Menurut JK Indonesia mampu bertahan dengan mengandalkan produktivitas dan pertumbuhan ekonominya yang cukup besar.

"Karena kita punya kelebihan, yaitu jumlah penduduk yang besar, maka produktivitasnya juga harus ditingkatkan agar pertumbuhan ekonominya juga besar," kata JK seperti dilansir dari Antara.

Demikian pula dengan Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) diimplementasikan atau tidak, Indonesia tidak terpengaruh secara ekonomi karena Indonesia juga belum terlibat secara aktif dalam kaukus tersebut.

"Yang khawatir itu kan, Singapura, Vietnam, dan Malaysia. Kalau kita kan tidak ikut," JK menandaskan.

Donald Trump menang dalam pemilihan Presiden AS dengan perolehan suara elektoral (electoral votes) di atas lawannya Hillary Clinton, kandidat presiden dari Partai Demokrat. Trump dari Partai Republik pun menjadi Presiden AS ke-45 yang baru terpilih.

Hillary unggul dalam perolehan suara rakyat (popular votes) dalam hasil akhir penghitungan suara pada Rabu pagi. Akan tetapi, pemilihan presiden di Amerika Serikat ditentukan bukan oleh popular votes, melainkan electoral votes.

Namun demikian, Hillary Clinton dalam pidato konsesinya (pidato pengakuan) mengajak semua pihak menerima hasil pemilu dan mendukung Presiden AS yang baru terpilih, Donald Trump.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya