Tokoh NU Minta Tak Ada Salat Jumat di Jalan pada Demo 2 Desember

Menurut Gus Ipul, rencana aksi dengan salat Jumat di jalan itu akan sangat mengganggu kepentingan umum

oleh Taufiqurrohman diperbarui 22 Nov 2016, 16:22 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2016, 16:22 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengimbau kepada umat Islam, khususnya Jawa Timur, untuk tidak melakukan salat Jumat di jalan. Langkah itu dinilainya lebih banyak bahayanya ketimbang manfaat.

"Apa pun tujuannya, mudarat dari kegiatan tersebut lebih besar dibandingkan dengan manfaatnya," kata Syaifullah Yusuf dalam keterangan tertulis, Jakarta, Selasa (22/11/2016).

Orang nomor dua di Jatim yang juga salah satu Ketua PBNU ini mengatakan hal itu menanggapi rencana Gerakan Nasional Penyelamat Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) yang akan menggelar unjuk rasa damai 2 Desember 2016. Aksi damai itu akan dilakukan dengan salat Jumat di sepanjang jalan Semanggi-Thamrin.

Rencana aksi ini merupakan lanjutan aksi damai bela Islam II atas dugaan penistaan agama oleh Cagub DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Mantan bupati Belitung Timur itu sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus penistaan agama oleh polisi.

Menurut Gus Ipul, rencana aksi dengan salat Jumat di jalan itu akan sangat mengganggu kepentingan umum. Pengguna jalan di sepanjang tempat aksi pasti akan dirugikan. Demikian juga perkantoran di sepanjang jalan tersebut.

"Karena itulah, mudlarat kegiatan tersebut akan lebih besar dibanding manfaatnya," ujar dia.

Imbauan Gus Ipul ini juga sejalan dengan seruan yang telah dikeluarkan PBNU dan pimpinan MUI. Melalui Ketum MUI KH Maruf Amin yang juga Rais Aam PBNU menyarankan agar masyarakat tidak lagi melakukan aksi setelah Ahok ditetapkan sebagai tersangka.

Gus Ipul berpendapat, aksi damai itu memang hak warga negara dan dilindungi undang-undang. Namun upaya menyampaikan aspirasi politik lewat unjuk rasa harus dilakukan dengan banyak pertimbangan. Apalagi dengan cara melakukan salat Jumat berjamaah di jalan.

"Orang akan sangat gampang menyalahpahami aksi tersebut. Sebab, antara kepentingan ibadah, politik, dan demonstrasi menjadi kabur. Apalagi sepanjang saya ketahui, tidak pernah ada ajaran salat Jumat di jalan," kata pejabat yang juga mantan Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor ini.

Menurut Gus Ipul, aksi damai yang menggunakan cara ibadah itu bukan pendidikan politik yang baik bagi generasi mendatang. "Hidup ini kan ada benar, patut dan indah. Menyampaikan sesuatu kebenaran juga harus dengan cara yang benar dan indah," tegas Gus Ipul.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya