Panglima TNI Tolak Kunjungan KSAD Australia ke Indonesia

Yang paling menyakitkan, menurut Gatot, saat diajarkan Bahasa Indonesia, prajurit Australia memelesetkan Pancasila menjadi Pancagila.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 05 Jan 2017, 12:10 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2017, 12:10 WIB
20160330-Panglima-TNI-Serahkan-SPT-Pajak-HEL
Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (tengah) memberikan keterangan usai mengisi SPT Tahunan secara online di Mabes TNI, Jakarta, Rabu (30/3/2016). Sebelumnya Panglima TNI mengisi SPT Tahunan menggunakan E Filling. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - ‎Panglima TNI Gatot Nurmantyo secara tegas menolak kunjungan Chief of Army Australia ke Indonesia dalam waktu dekat. Rencananya, kunjungan itu dilakukan untuk menyampaikan permohonan maaf Australia terkait kurikulum dan perilaku anggota militernya.

Tindakan ini dilakukan setelah Panglima TNI mengirim surat kepada petinggi militer Australia terkait penghentian sementara kerja sama pertahanan kedua negara.

"Mereka akan menugaskan Chief of Army-nya ke Indonesia, itu KSAD-nya mereka lah, tetapi saya stop dulu. Setelah investigasi saja," kata Gatot di Menara Bidakara, Jakarta, Kamis (5/1/2017).

Dia menjelaskan, ‎banyak hal yang dialami pasukan khusus yang dikirim Indonesia untuk mengajar prajurit Australia. Di antaranya mendiskreditkan Indonesia, termasuk ideologi Pancasila.

Yang paling menyakitkan, menurut Gatot, saat diajarkan Bahasa Indonesia, prajurit Australia memplesetkan Pancasila menjadi Pancagila. Padahal, TNI selama ini dididik untuk menjunjung tinggi ideologi negara yaitu Pancasila.

Untuk menindaklanjuti hal itu, militer Australia berjanji akan menggelar investigasi dan telah menghentikan kurikulum yang mendiskreditkan Indonesia.

"‎Pendidikan ini diberhentikan dulu. Yang lain kita evaluasi lagi. Saya tidak akan ke Australia, kemudian menunggu dari hasil investigasi. Semuanya kita evaluasi lagi," papar Gatot.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya