Liputan6.com, Jakarta - Debat Pilkada DKI Jakarta putaran pertama membuat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, heran sebagai petahana. Sebab, dalam debat, ia dianggap sebagai gubernur yang selalu membela masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas.
"Seolah kita enggak suka orang miskin, hanya pro orang kaya. Sehingga perbedaan tinggi itu juga opini yang salah," ujar Ahok usai debat di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat, 13 Januari 2017, malam.
Baca Juga
Ahok mengaku, ia adalah calon gubernur yang membela kepentingan warga Jakarta yang miskin.
Advertisement
"Kami ini pro orang miskin, tapi kami juga untuk atas nama keadilan, kita juga bukan merampok orang kaya. Makanya kami juga bantu dengan baik," Ahok menambahkan.
Sebagai contoh, Ahok menghadirkan Kartu Jakarta Pintar (KJP) bagi para pelajar miskin.
"Bandingkan, saya yakin, tanya sama orang yang dianggap miskin di Jakarta, kamu mau terima Rp 400 ribu per bulan atau anak Anda semua menerima KJP? SMA Rp 600 ribu, kalau kamu punya tiga anak Rp 1,8 juta kamu dapat. Iya kan? Jadi bantuan kami lebih besar daripada yang ditawarkan (paslon lain)," kata Ahok.
Ahok mengaku senang dalam Pilgub DKI Jakarta selalu diawali dengan perdebatan antarpasangan calon. Namun, Ahok menyayangkan tidak ada pasangan calon lain yang mengoreksi kinerja dirinya selama menjabat Gubernur DKI Jakarta.
"Orang mau jadi gubernur pasti mengoreksi kesalahan-kesalahan kami, lalu dia akan mengajukan program yang lebih baik daripada kami. Tapi yang kami lihat ini bukan mengoreksi, tapi membangun opini yang salah," tukas Ahok.