Mantan Panglima TNI Moeldoko Kembangkan Padi Varietas Baru

Mantan Panglima TNI Moeldoko makin serius bergerak mewujudkan kedaulatan pangan bagi Indonesia.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 16 Mar 2017, 13:24 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2017, 13:24 WIB
Yusron Fahmi/Liputan6.com
Moeldoko panen padi varietas baru (Yusron Fahmi/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jember - Mantan Panglima TNI Moeldoko makin serius bergerak mewujudkan kedaulatan pangan bagi Indonesia. Terbaru, pria asal Kediri, Jawa Timur, itu mengembangkan padi varietas baru yang diberi nama M400.

Varietas itu ternyata memberikan hasil yang sangat memuaskan bagi para petani.
Hal itu terbukti dalam panen raya di Dukuh Dempok, Kecamatan Wuluhan, Jember, Rabu (15/3/2017).

"Kami telah menanam kurang lebih seribu hektare di berbagai tempat dan saat ini hasilnya sangat memuaskan. Tadi dari hasil uji petik yang dilihat, sementara ini hasilnya 9,6 ton (per hektare)," kata Moeldoko melalui pesan tertulis.

Sambutan para petani pun sangat bagus. Namun, khusus di Jember, para petani lebih menyenangi M400. Sebagai perbandingan, petani bisa memanen padi M70D dalam 70 hari. Sedangkan masa panen M400 sekitar 90 hari. Meski begitu, kualitas kedua varietas tersebut sama-sama bagus.

Moeldoko menambahkan, hasil itu baru panen pertama. Tak mengherankan, Moeldoko optimistis hasil panen berikutnya bakal semakin bagus. Peraih bintang Adhi Makayasa 1981 itu menambahkan, sistem pengolahan tanah juga akan dikembangkan.

“Pendekatan kami adalah dengan unsur organik untuk membenahi unsur tanah itu sendiri. Maka bisa dipastikan untuk panen kedua, ketiga dan seterusnya, karena tanahnya sudah terbenahi dengan baik, hasilnya pasti akan meningkat dengan baik,” imbuh Moeldoko.

Doktor FISIP Universitas Indonesia itu mengatakan, inovasi yang dilakukan bersama petani bisa membantu pemerintah mewujudkan swasembada pangan. Menurut dia, varietas baru itu memiliki banyak keunggulan.

"Karena padi yang kami miliki ini cukup memiliki daya tahan terhadap hama. Memiliki daya tahan terhadap lingkungan. Dia tidak mudah roboh, meskipun angin cukup kencang karena anomali cuaca yang tinggi," ujar Moeldoko.

Tak hanya itu, benih juga sudah teruji. Selain itu, ada pendampingan standar operasional prosedur (SOP) yang ketat dan Tim Antihama yang dimonitor langsung oleh perusahaan.

"Kalau semuanya sesuai aturan dan diikuti dengan baik, insyaallah hasil panen akan selalu terus meningkat," kata Moeldoko.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya