Jokowi: Jangan Sampai Agama Dipolitisasi Jadi Komoditas

Politik dan agama harus beriringan dalam konteks yang benar. Presiden tidak ingin memisahkan nilai-nilai agama dalam politik.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 08 Apr 2017, 19:43 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2017, 19:43 WIB
Jokowi
Presiden Joko Widodo di Pondok Pesantren Kholifatulloh Singo Ludiro, Kecamatan Mojolasan, Kabupaten Sukoharjo (dok.Setpres)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali menegaskan pandangannya antara agama dan kehidupan bernegara. Agama menurut Presiden, merupakan faktor penting dalam politik karena setiap keputusan kebijakan harus dilandasi dengan nilai-nilai kejujuran, nilai-nilai moralitas yang ada dalam setiap agama.

Oleh sebab itu, politik dan agama harus beriringan dalam konteks yang benar. Presiden tidak ingin memisahkan nilai-nilai agama dalam politik.

"Jangan sampai agama dipolitisasi menjadi komoditas," kata Presiden, di Pondok Pesantren Kholifatulloh Singo Ludiro, Kecamatan Mojolasan, Kabupaten Sukoharjo, Sabtu (8/4/2017).

Presiden meminta agar pernyataan jangan dicampuradukan olitik dan agama tidak disalahartikan.

"Jangan dibelokkan. Masak politik tidak boleh dihubungkan dengan agama," ujar Jokowi.

Kehadiran Presiden Jokowi yang juga didampingi ibu negara di Pondok Pesantren Kholifatulloh Singo Ludiro untuk meresmikan masjid dan gedung sholawat.

Jokowi berharap para santri di Kholifatulloh Singo Ludiro tidak hanya pintar mengaji, tapi juga menguasai keterampilan vokasional. Ini diharapkan menjadi bekal para santri dalam memasuki dunia kerja yang ada.

Seperti biasa, Jokowi juga tak lupa mengadakan kuis berhadiah sepeda untuk para santri dan masyarakat yang hadir.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya