Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Yohana Yembise berharap Indonesia menjadi negara yang aman bagi para perempuan dan anak-anak. Yohana pun menyempatkan diri bertolak ke Batam yang ditengarai sebagai kota yang tingkat perlakuan tak baik terhadap perempuan dan anak masih tinggi.
"Saya di Papua, itu masih banyak yang seperti itu (kekerasan). Tapi itu banyak laporan masuk juga bahwa kota Batam pusat perdangangan manusia," ujar Yohana saat meninjau Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Batam, Senin (10/4/2017).
Saat meninjau P2TP2A di Batam ini, Yohana sempat bertemu dengan bekas korban kekerasan. Yohana menilai mantan korban tersebut kini sudah jauh lebih baik sejak tinggal dan ditangani oleh P2TP2A Batam.
Advertisement
Meski begitu, Yohana tetap berharap kinerja P2TP2A ini bisa lebih maksimal lagi ke depannya.
"Kita akan adakan evalusi, melihat P2TP2A mana yang sudah optimal. Kalu sudah optimal baru akan kami berikan mobil dan motor (untuk opersional)," katanya.
Hal tersebut dia lakukan demi visi dan misi yang tengah dijalani Indonesia, menjauhkan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Selain itu, Yohana juga meminta agar masyarakat ikut mengawasi agar tak terjadi eksploitasi terhadap perempuan dan anak.
"Sesuai dengan komitmen PBB, tahun 2030 target tak ada kekerasan di semua negara. Maka kita harus bekerja keras. Kita harus jadikan Indonesia layak anak, Indonesia ramah anak," ucap Yohana.
Yohana mengaku, sudah banyak laporan mengenai kekerasan baik terhadap perempuan maupun anak yang masuk ke meja kerjanya. Yohana berharap, program P2TP2A bisa berjalan dengan maksimal di semua kota dan provinsi.
"Saya juga meminta supaya lebih giat lagi dalam mensosialisasikan Three Ends Study. Yakni akhiri kekerasan, perdangan orang dan kesenjangan ekonomi bagi kaum perempuan. Sebab ekonomi keluarga yang menyebabkan kekerasan terhadap perempuan, makanya kami prioritaskan di kementerian sebagai program unggulan," papar Yohana.