Gantung Nasib Setnov, KPK Dianggap Perburuk Citra Golkar

Menurut Doli, proses hukum yang dilakukan KPK dalam kasus e-KTP secara tidak langsung mengganggu proses politik di internal Partai Golkar.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 07 Mei 2017, 19:04 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2017, 19:04 WIB
Harapan Ketua DPR kepada 17 Duta Besar RI yang Baru Dilantik
Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Ahmad Doli Kurnia mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menuntaskan kasus dugaan korupsi e-KTP. KPK harus berani menindak tegas politisi manapun yang terlibat, tak terkecuali dari Partai Golkar.

Namun menurut dia, apa yang dilakukan KPK saat ini justru menimbulkan beragam spekulasi di masyarakat. Seperti yang dialami Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto yang disebut dalam persidangan kasus e-KTP. Sejurus kemudian, KPK mencekal Setnov.

Namun, hingga saat ini tidak ada kejelasan status pada Setnov. Hal itu dianggap Doli bahwa tindakan KPK itu justru memperburuk citra Golkar. Apalagi tak lama setelah itu, KPK menetapkan kader Golkar sebagai tersangka pengadaan Alquran.

"KPK jangan main-main, kalau memang tidak terlibat, lebih baik dari awal jangan disebut nama. Bahkan ada yang taruhan, Novanto bisa kena (tersangka) atau tidak, dan ini benar terjadi," kata Doli dalam diskusi Jaringan Masyarakat Anti-Korupsi (JaMAK) di Jakarta, Minggu (7/5/2017).

Menurut dia, proses hukum yang dilakukan KPK dalam kasus korupsi e-KTP secara tidak langsung mengganggu proses politik di internal Partai Golkar. Bukan hanya Setnov, beberapa politisi partai berlambang beringin itu juga disebut-sebut dalam persidangan.

Karena itu, Doli meminta agar KPK berani dan tegas. Jika memang memiliki bukti otentik yang menyatakan Setnov bersalah, maka segera tersangkakan. Namun jika tidak, nyatakan ke publik bahwa Ketua DPR itu tak terlibat.

"Ada yang bilang kalau Pak Novanto ini orang yang sakti, kebal hukum, karena beberapa kali lolos terus. Bahkan ada yang mengatakan, 'kalau nggak dua minggu lagi kena, bebas kawan ini'. Kan repot kalau begitu," tutur Doli.

Namun, nama Novanto terus-menerus disebut dalam setiap persidangan. Bahkan telah melahirkan citra di publik bahwa Setnov memiliki andil besar pada kasus mega korupsi ini, padahal belum ada kepastian status di KPK.

Menurut Doli, jika tidak segera bersikap tegas pada status tersangka Novanto, maka akan muncul pendapat bahwa KPK sengaja bermain politik dengan merusak citra Partai Golkar.

"Kalau seperti itu, kami bisa bilang ini KPK ingin main politik, bisa menghancurkan Partai Golkar," tandas Doli.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya