Pengamat: Isu Reklamasi Akan Bergulir hingga Pilpres 2019

Isu reklamasi ini akan digunakan untuk menurunkan pamor Jokowi.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 30 Mei 2017, 08:45 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2017, 08:45 WIB
Melihat Lebih Dekat Pulau Reklamasi
Petugas berjaga di Pulau C dan D Pulau Reklamasi teluk Jakarta, Kamis (9/3). Dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) DKI Jakarta membiarkan rancangan peraturan daerah (Raperda) reklamasi pulau tersebut mangkrak. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago memprediksi, isu reklamasi Teluk Jakarta akan terus bertahan sampai pemilihan Presiden 2019. Sebab, ada dua kubu yang silang pendapat terkait hal ini.

"Isu reklamasi cukup memiliki pengaruh sehingga terus berlanjut sampai sekarang ini," ucap Pangi, Jakarta, Selasa (30/5/2017).

Dua kubu tersebut, kata dia, Prabowo Subianto melalui Anies Baswedan sepakat menghentikan reklamasi. Sementara itu, kubu Presiden Jokowi yang digambarkan melalui Luhut Binsar Pandjaitan, yang ingin reklamasi dilanjutkan.

Pangi yakin isu reklamasi ini akan digunakan untuk menurunkan pamor Jokowi yang disebut-sebut akan maju lagi di Pilpres 2019.

"Tersisa dua tahun lagi menuju pemilihan, maka perlu disikapi dengan baik. Dua tahun waktu yang singkat," ujar dia.

Pakar tata kota, Marco Kusumawijaya, selaku anggota Tim Sinkronisasi Anies-Sandi, mengatakan timnya masih mengkaji aturan-aturan yang nantinya dibutuhkan Anies-Sandi untuk menghentikan reklamasi.

"Masih kita kaji aturan-aturannya. Masih mengkaji instrumen apa yang paling tepat. Pasti tidak satu instrumen kan," ucap Marco saat ditemui di kawasan Jalan Timor No 12 Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 17 Mei 2017.

Kajian itu, kata dia, bisa dimulai dari dampak yang ditimbulkan oleh reklamasi tersebut. Bahkan dia menyebut, kini sudah terjadi perubahan kondisi lingkungan di kawasan reklamasi, termasuk soal banyak ikan yang mati.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya