Romi PPP: Indonesia Bisa Atasi Ujian Kebhinekaan, Asalkan...

Terus diganggunya ideologi Pancasila tentu membuat hubungan antarmasyarakat menjadi renggang.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 02 Jun 2017, 03:18 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2017, 03:18 WIB
PPP Kubu Romy Datangi Kantor KPU
Romahurmuziy menjawab pertanyaan wartawan saat mengunjungi kantor KPU. Romi menjelaskan perihal kedatangannya untuk membahas legalistas kepengurusan partai, Jakarta, Selasa (27/1/2015). (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo menyebut saat ini Kebhinekaan Indonesia tengah diuji dengan berbagai macam masalah. Baik organisasi anti-[Pancasila ](Romi PPP: Indonesia Bisa Atasi Ujian Kebhinekaan "")maupun penyalahgunaan media sosial.

Ketua PPP Romahurmuziy yakin Indonesia bisa melalui ujian ini dengan baik. Kuncinya tentu tetap menjaga persatuan dan nilai Pancasila di kehidupan sehari-hari.

"Saya melihat bangsa ini memiliki internal strange, memiliki kohesi sosial yang membuat perbedaan yang saat ini tengah diuji seperti yang dikatakan presiden itu akan bisa kita atasi bersama-sama. Yang penting adalah semangat kebangsaan, semangat Pancasila ini tidak boleh hilang dalam lubuk sanubari kita," kata Romi di Gedung Pancasila, Jakarta, Kamis (1/6/2017).

Terus diganggunya ideologi Pancasila tentu membuat hubungan antarmasyarakat menjadi renggang. Saat ini, bukan hanya Indonesia yang sedang diganggu persatuannya. Banyak negara lain yang tengah berhadapan dengan kondisi seperti ini. Terlebih media sosial begitu merajalela dan lebih banyak memunculkan konten negatif.

"Dengan adanya medsos tadi Presiden menyinggung berkali-kali meniscayakan perbedaan-perbedaan yang ada kadang diekspos berlebihan kadang menjadikan gangguan satu sama lain yang menyinggung perasaan. Maka mari kita sama-sama jaga kesantunan," imbuh Romi.

Peringatan Hari [Pancasila ](Romi PPP: Indonesia Bisa Atasi Ujian Kebhinekaan "")ini merupakan momentum bersejarah dengan menggabungkan 3 peristiwa besar yang akhirnya melahirkan dasar negara. Karena itu, sudah bukan waktu yang tepat mengotak-atik sesuatu yang sifatnya sudah final.

"Karena itu kita tidak perlu lagi menoleh ke belakang dalam konteks mengotak-atik sejarah dasar dan filosofi bangsa kita, tetapi bagaimana kita mengaktualisasikan," ucap dia.

Perbedaan sudah menjadi jati diri bangsa. Sehingga tidak perlu lagi perbedaan malah berujung pada pertengkaran dan saling meniadakan. Karena itu, sudah sepantasnya masyarakat menjaga persatuan dan saling merekatkan satu sama lain.

"Tentunya ajakan Presiden menjadikan [Pancasila ](Romi PPP: Indonesia Bisa Atasi Ujian Kebhinekaan "")menjadi kita dan kita menjadi Pancasila. Itu artinya jangan kita terkotak-kotak, jangan kita tersekat-sekat karena yang lebih merupakan kekuatan yang tidak ada batas adalah persatuan itu sendiri," pungkas dia.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya