Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mempertanyakan maksud sekelompok orang yang berniat mengubah ideologi Pancasila sebagai dasar negara.
Megawati mengatakan, jika alasan keinginan mengganti Pancasila karena ketidaksukaan pada Presiden pertama RI Bung Karno, Mega mempertanyakan letak kesalahannya.
"Ketika beliau diangkat menjadi Presiden, tapi setelah itu akibat peristiwa kelam di negeri ini, beliau langsung diturunkan. Sejak itu pemerintahan yang ada membuat sesuatu yang dalam pengertian politik, 'desukarnoisasi'," tutur Megawati saat meresmikan patung Bung Karno di Blitar, Jawa Timur, Selasa (6/6/2017).
Yang dimaksud masa kelam menurut Megawati yaitu usai peristiwa G30S, yang membuat Sukarno lengser dari jabatannya sebagai presiden. Setelah itu, berbagai pemikiran dan karyanya perlahan dihilangkan.
"Jadi apa saja ada atas nama beliau, baik pikirannya, praktis akan dihilangkan. Itu saya bilang masa kelam Indonesia di mana bangsa ini dibuat tidak menghargai pahlawannya," jelas dia.
Bagi Presiden ke-5 RI itu, berbagai konsep yang diracik untuk menggantikan Pancasila tidak pernah berhasil. Pemikiran Sukarno dalam membuat negeri ini merdeka sudah menjadi ramuan paling mujarab dalam membawa masyarakatnya hidup saling bantu tanpa pandang perbedaan. Â
"Karena kebenaran tidak bisa diselewengkan, dihilangkan," ujar putri sulung Bung Karno itu.
Mega pun mempertanyakan apakah ada ideologi saat ini yang mampu menggantikan Pancasila dan dapat mengayomi masyarakat Indonesia yang penuh dengan keberagaman.
"Ketika semua tentang Bung Karno, pikirannya semua dihilangkan, pertanyaannya konsep apa yang hebat, yang orisinil, yang ada, yang bisa ditawarkan ke masyarakat Indonesia? Kita tidak punya pegangan. Kita, boleh orang membantah saya, tapi saya katakan kebenaran pasti akan muncul," lanjut dia.
Soal Negara Islam
Baca Juga
Megawati mengatakan, saat berkeliling ke sejumlah daerah pun ada banyak raut wajah masyarakat yang menunjukkan bentuk pengharapan kepadanya. Hal itu lantaran Megawati merupakan putri Bung Karno.
"Kalau saya turun ke bawah mereka pasti tanya 'Ibu apa putrinya Bung Karno? Itu seperti ada sesuatu yang terlihat dari wajahnya. Harapan," kata dia. Â
Soal konsep negara Islam di Indonesia, Megawati juga meragukan hal itu. Secara kasat mata saja, Indonesia merupakan bangsa yang sangat plural.
"Semalam kita dengar mau mendengar negara Islam. Lah wong kenyataannya enggak bisa kok. Kita terdiri dari beribu kepulauan. Artinya di dalamnya ada beribu macam suku bangsa, agama. Tumbuhannya, hewannya saja beda-beda," terang dia.
Advertisement