Megawati: Terima Kasih, Patung Bung Karno Banyak Bermunculan

Sebagai tanda diresmikannya patung itu, Megawati meneken plakat dan menggunting pita.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 06 Jun 2017, 16:00 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2017, 16:00 WIB
Peresmian patung Bung Karno di Blitar
Peresmian patung Bung Karno di Blitar (Liputan6.com/ Nanda Perdana Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri meresmikan patung Presiden pertama RI Sukarno di Kota Blitar, Selasa (6/6/2017). Kegiatan ini menjadi acara penutup perayaan Hari Lahir Presiden Pertama RI Sukarno, yang telah berlangsung sejak Senin, 5 Juni 2017.

Peresmian tugu Bung Karno yang dinamakan Tugu Putra Sang Fajar ini berada di Jalan Imam Bonjol. Tugu tersebut menjadi penanda selamat datang di Kota Blitar.

Wali Kota Blitar Muhammad Samanhudi Anwar dalam sambutannya menjelaskan Pemkot Blitar membangun patung itu selama delapan bulan dengan tinggi sembilan meter, berbobot lima ton, dan dikerjakan oleh seniman dari Yogyakarta.

"Patung ini merupakan pintu masuk ke Blitar. Ini patung Bung Karno kelima di Blitar sebagai bentuk terima kasih dan kecintaan warga Blitar kepada Bung Karno. Bahkan, PNS setiap hari memakai pin Bung Karno," ujar Samanhudi di Blitar, Selasa (6/6/2017).

Sebagai tanda diresmikannya patung itu, Megawati meneken plakat dan menggunting pita yang ditandai dengan terbukanya selubung kain yang menutupi patung Bung Karno.

Mengawali sambutannya, Megawati mengekspresikan rasa terima kasih karena di sejumlah daerah saat ini mulai banyak bermunculan patung Bung Karno. Bahkan, buku-buku karya pemikiran Sang Proklamator pun dicari dan dibaca.

Megawati berharap agar Pancasila masuk dalam kurikulum pendidikan sehingga di masyarakat tidak ada lagi perdebatan yang tidak jelas, asal debat, bahkan bicara Pancasila tanpa mengetahui bagaimana proses lahirnya Pancasila.

Ia menyatakan, di masa lalu, adanya upaya "desukarnoisasi" yang menjadi masa kelam bagi bangsa karena ada upaya untuk tidak menghargai pahlawan yang juga proklamator bangsa.

"Sampai akhirnya ada adagium kebenaran itu akan muncul, tidak bisa diselewengkan, tinggal kapan munculnya," ujar Megawati.

Megawati juga mengatakan di berbagai negara maju selalu mempunyai bapak bangsa tetapi hal yang berbeda sangat terasa di Indonesia. Sebagai warga negara dan puteri Bung Karno hal ini menjadi keprihatinannya.

"Saya merasa kebangetan ya tapi ben wae lah (biarkan saja)," ucap dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya