Liputan6.com, Jakarta - Kalijodo, sebuah kawasan yang berada di dua wilayah yakni Jakarta Utara dan Jakarta Barat, memiliki cerita tersendiri dalam sejarah kota Jakarta. Dilintasi kali besar, kawasan ini sempat menjadi pusat perekonomian pada masa pemerintahan Belanda. Berkumpulnya para perantau dari Tionghoa di wilayah ini menjadi awal polemik kawasan Kalijodo.
Tumbuh kuat dan terkenal sebagai kawasan prostitusi, menjadikan Kalijodo momok bagi pemerintah Ibu Kota. Dibutuhkan upaya ekstra untuk membongkar kawasan yang telah ditempati ratusan Pekerja Seks Komersial (PSK) ini.
Baca Juga
Namun saat kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Kalijodo mengalami perubahan cepat. Ahok akhirnya berhasil menyulap kawasan ini dari ramah kepada 'pelanggan' menjadi kawasan ramah keluarga dan anak-anak.
Advertisement
Sejumlah fasilitas untuk olahraga disediakan di Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo. Tapi akar bisnis prostitusi itu masih ada di kawasan tersebut.
Tak berselang lama usai Ahok dinyatakan kalah pada Pilkada DKI 2017, bangunan liar yang diduga kafe-kafe tempat prostitusi kembali muncul. Tak mau kalah dengan aksi tersebut, Plt Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat lagi-lagi menertibkan Kalijodo pada Rabu 14 Juni 2017.
Bagaimana perubahan wajah Kalijodo dari masa ke masa bisa dilihat melalui Infografis berikut ini: