Najwa Shihab dan Gelar Habib di Keluarganya

Habib berakar dari kata hub atau cinta. Jadi habib berarti 'yang mencintai', atau bisa juga 'yang dicintai'.

oleh Sunariyah diperbarui 09 Agu 2017, 11:28 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2017, 11:28 WIB
Gaya Jokowi saat Mendongeng Lutung Kasurung di Hari Buku Nasional
Presiden Joko Widodo didampingi Najwa Shihab saat mendongeng didepan puluhan pelajar di halaman tengah Istana, Jakarta, Rabu (17/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Genap 17 tahun berkarier di Metro TV, Najwa Shihab akhirnya memutuskan mundur dari media yang telah membesarkan namanya itu. Keputusan Nana, demikian ia biasa dipanggil, keluar dari Metro TV diumumkan melalui akun Twitternya, Selasa, 9 Agustus 2017.

"Menjadi reporter Metro TV pada bulan Agustus 2000, perjalanan saya bersama Metro TV juga akan berakhir pada bulan yang sama. Ini adalah Agustus penghabisan," tulis Najwa Shihab di akun Twitternya, @najwashihab.

Tujuh belas tahun merintis karier di media yang sama, membuat Najwa menjadi salah satu pembawa acara terkenal. Kesuksesannya memunculkan dan "menghujani" narasumber kelas satu dengan rentetan pertanyaan tajam di panggung acaranya membuat nama Najwa sangat diperhitungkan.

Siapakah Najwa Shihab sebenarnya?

Najwa adalah putri kedua Quraish Shihab. Siapa yang tak kenal dengan Quraish Shihab? Ia adalah ulama dan cendekiawan Muslim terkenal di Tanah Air. Sang bapak juga pernah menjadi Menteri Agama di era pemerintahan Soeharto.

Dari sang Bapak, Najwa Shihab mendapat garis keturunan habib.

Dalam buku Cahaya, Cinta dan Canda M Quraish Shihab dituliskan, di kalangan Arab Indonesia, habib menjadi gelar bangsawan Timur Tengah yang merupakan kerabat Nabi Muhammad (bani Hasyim), khususnya dinisbatkan terhadap keturunan Nabi Muhammad melalui Fatimah az-Zahra yang menikah dengan Ali bin Abi Thalib.

Sementara dalam bahasa Arab, habib berakar dari kata hub yang berarti 'cinta'. Jadi habib berarti 'yang mencintai', atau bisa juga 'yang dicintai'. Tetapi kemudian maknanya berkembang menjadi suatu istilah, yakni habib adalah orang teladan, orang baik yang berpengetahuan, dan seseorang yang berhubungan dengan Rasulullah.

Meski memiliki gelar habib, keluarga Quraish tak menggunakan gelar tersebut. Quraish menolak dipanggil habib karena alasan kedua yang dinilai "mengandung unsur pujian."

"Saya merasa, saya butuh untuk dicintai, saya ingin mencintai. Tapi rasanya saya belum wajar untuk jadi teladan. Karena itu saya tidak, belum ingin dipanggil Habib," kata Quraish seperti ditulis dalam buku karya Mauludin Anwar, Latief Siregar, dan Hadi Mustofa ini.

Apalagi, ada ajaran ayahnya, Prof. KH. Habib Abdurrahman, yang merupakan kakek Najwa, yang berpesan agar tidak menonjolkan garis keturunan. Abdurrahman Shihab sendiri merupakan ulama, guru besar di bidang tafsir, dan tokoh pendidik bereputasi baik di kalangan masyarakat.

Dengan alasan yang sama, Quraish juga tak mau dipanggil dengan sebutan kiai. "Sudah deh enggak usah repot-repot panggil saya habib atau kiai. Panggil saya ustaz saja," kata Quraish.

Keluarga Quraish Shihab hanya mau dipanggil habib oleh cucu mereka untuk menggantikan panggilan kakek.

"Karena kakek itu sangat mencintai cucunya, terkadang lebih dari cinta kepada anaknya. Cucu juga kadang-kadang lebih mencintai kakeknya daripada bapaknya," kata Quraish.

Lepas dari itu semua, pesan lain dari penolakan keluarga Quraish Shihab untuk penyebutan gelar itu, demi memberikan contoh keteladanan, perihal siapa yang wajar diberi gelar kehormatan.

Saksikan video menarik di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya