Liputan6.com, Medan - Derita para pengungsi etnis Rohingga mengundang keprihatinan banyak pihak. Selain aksi relawan kemanusiaan, ada pula pihak yang peduli pada kondisi psikis anak-anak pengungsi Rohingga, dengan mendatangi lokasi penampungan pengungsi di Medan, Sumatera Utara dan menghibur mereka.
Seperti ditayangkan Fokus Pagi Indosiar, Jumat (8/9/2017), keceriaan terpancar di wajah anak-anak para pengungsi Rohingga di lokasi penampungan Beraspati, Medan, saat mereka diajak bermain dan bernyanyi bersama.
Baca Juga
Kegiatan ini merupakan bagian dari acara kunjungan anggota Komisi A DPRD Sumut, yang membidangi masalah pengungsi Rohingya. Sejenak bocah-bocah ini melupakan penderitaan dan duka mereka, selama masa penantian panjang di penampungan pengungsi.
Advertisement
Senyum di wajah para bocah ini kian lebar saat mereka menerima bingkisan permen dan makanan ringan. Tak hanya itu, para bocah juga diajak belajar dan bermain bersama di dalam kelas.
Sebagian dari bocah-bocah ini adalah korban selamat dari aksi pembantaian di Myanmar, yang saat melarikan diri sempat terapung di lautan selama berminggu-minggu.
Sebagian dari mereka juga menyaksikan langsung penyiksaan dan pembunuhan keluarga mereka oleh Militer Myanmar. Tapi sebagian lain merupakan anak dari pasangan yang menikah di lokasi pengungsian.
Lembaga PBB yang menangani pengungsi, United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) menjadwalkan anak-anak ini belajar di kelas non formal dua kali seminggu, terutama untuk belajar bahasa Indonesia dan Inggris.
Pihak SPRD Sumut berencana memanggil pihak-pihak yang menangani pengungsi Rohingga, terkait lambannya penanganan terhadap mereka.
Â