Megawati: Menuding Asal Bunyi Sama Saja dengan Pokrol Bambu

Ia mengibaratkan para pihak yang saling berseteru itu seperti pokrol bambu, berbunyi nyaring namun tidak berisi.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 27 Sep 2017, 18:05 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2017, 18:05 WIB
Megawat Dapat Gelar Doktor Kehormatan Bidang Politik Pendidikan
Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri memberi orasi ilmiah saat penganugerahan gelar Doktor Kehormatan di Universitas Negeri Padang, Rabu (27/9). Megawati dianugerahi gelar Doktor Kehormatan bidang Politik Pendidikan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Padang - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri sangat tidak setuju apabila media massa yang kini tumbuh pesat malah dijadikan sejumlah pihak sebagai ajang saling menghina dan menuding. Ia mengibaratkan para pihak yang saling berseteru itu seperti pokrol bambu, berbunyi nyaring tapi tidak berisi.

"Ya kalau sekarang ini, begitu tingginya teknologi, terutama di kalangan media. Lalu, dengan sembarangan orang boleh menyampaikan pendapatnya. Kalau saya melihat belakangan ini seperti pokrol bambu, asal bunyi, asal senang sendiri," kata Megawati di Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatera Barat, Rabu (27/9/2017).

Ketua Umum PDI Perjuangan itu menilai, menyampaikan pendapat di muka umum merupakan hal yang lumrah. Apalagi di era demokrasi saat ini. Hanya saja, penyampaian pendapat itu perlu dibarengi argumentasi yang realistis bukan sekadar saling menuding.

"Boleh menyampaikan pendapatnya, karena buat saya monggo, mestinya cari sebuah wadah yang betul-betul untuk berdiskusi dengan baik. Dengan argumentatif yang realistis," ucap Megawati.

Menurut dia, hal semacam itu tidak menunjukkan sikap saling menghargai antarsesama warga masyarakat. Bahkan, hal tersebut merupakan tanda-tanda kemunduran.

"Kembali lagi, apakah itu budaya Indonesia apa bukan?" ujar Megawati.

Alasan Gelar Doktor Megawati

Megawati Soekarnoputri menerima gelar doctor honoris causa dari Universitas Negeri Padang (UNP). Menurut Rektor UNP, Ganefri, gelar doctor honoris causa ini diberikan setelah melihat rekam jejak Megawati yang cukup panjang di bidang politik pendidikan.

Dia menilai, putri presiden pertama RI Sukarno itu, berhasil mengubah paradigma pendidikan nasional sejak awal reformasi, yang manfaatnya dirasakan sampai sekarang.

"Ibu Megawati luar biasa berjasa dalam sistem pendidikan nasional ketika Beliau saat menjabat sebagai presiden telah mengubah paradigma pendidikan nasional," ucap Ganefri.

Salah satu yang dilahirkan Megawati, ucap dia, adalah UU Nomor 20 Tahun 2003. UU itu mengimplementasikan amanat konstitusi tentang alokasi 20 persen dana APBN untuk pendidikan. Hal inilah yang membuat Megawati layak diberi gelar doctor honoris causa.

"UU Sisdiknas jelas-jelas mencantumkan tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia Indonesia yang berakhlak mulia sebagai realisasi dari nation and character building, pembentukan karakter bangsa yang didengungkan oleh Presiden Sukarno berkali-kali pada masa awal berdirinya Republik Indonesia," pungkas Ganefri.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya