Petani Garam dan Polemik Harga Tak Stabil

Zulkifli Hasan meminta pemerintah agar menjamin harga garam agar petani tidak selalu merugi.

oleh Yusron FahmiMohamad Fahrul diperbarui 16 Okt 2017, 19:19 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2017, 19:19 WIB
Petani Garam Jeneponto Batal Rasakan 'Bulan Madu'
Harga garam yang tinggi semanis bulan madu justru tak bisa dirasakan sama sekali oleh petani garam di Jeneponto. (Liputan6.com/Ahmad Yusran)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat dari Indonesia Budjet Control (IBC) Suhaimi menyatakan, pemerintah harus serius melindungi nasib petani garam. Impor garam yang dilakukan pemerintah, hendaknya tidak merusak harga pasar atau menjadikan pasar tak stabil.

"Dahulukan garam lokal sebelum impor," ujar Suhaimi di acara diskusi "Kesejahteraan Petani Vs Garam Impor"' di Kemayoran, Jakarta Pusat Senin (16/10/2017).

Suhaimi menyatakan, setiap tahun, petani garam selalu didera masalah harga garam yang fluktuatif. Produksi garam yang tak bisa memenuhi kuota selalu menjadi masalah tahunan. Ujungnya, pemerintah memutuskan untuk impor dan harga garam kemudian menjadi tidak stabil.

"Ini tugas bersama. Ke depan produksi garam harus ditingkatkan untuk meminimalisir kemungkinan impor garam," kata dia.

Dirut PT Garam Budi Sasongko menyatakan, pihaknya akan melindungi harga garam petani. Jika tetap ada impor, dia menyatakan hal tersebut adalah terpaksa untuk menjaga kebutuhan garam dalam negeri. "Harga garam petani tidak akan anjlok," ujar Budi.

Dia menyatakan, kebutuhan garam baik untuk konsumsi dan industri akan memprioritaskan garam lokal yakni garam petani. "PT garam akan menyerap seluruh garam petani dengan harga layak," ujar dia.

 Saksikan vidio pilihan di bawah ini:

 

 

Harapan Besar

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan meminta pemerintah agar menjamin harga garam agar petani tidak selalu merugi. Selama ini, harga garam tidak konsisten dan cenderung murah hingga membuat para petani mengeluh dan mengalami kerugian. Padahal, garam itu menjadi harapan besar untuk mendapatkan penghasilan yang lumayan menjanjikan.

Zulkifli menjelaskan, berdasarkan hasil serap aspirasi dengan petani garam, selama ini sering terjadi harga garam melambung ketika petani masih proses produksi. Namun, ketika sudah musim panen tiba, harga garam selalu anjlok.

Akibatnya, tak jarang petani mengalami kerugian. Harga harga garam yang menguntungkan pun jarang dirasakan sepenuhnya oleh petani.

“Saat petani sudah mulai panen, harga garam justru turun. Nah, ini yang perlu dicarikan jalan keluarnya. Agar produksi garam rakyat betul-betul memberikan manfaat," ujar Zulkifli di Sumenep Madura, Selasa 19 September 2017.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya