Liputan6.com, Karangasem - Gunung Agung kini menjadi perhatian. Bukan karena keindahannya, melainkan aktivitasnya setelah tidur 54 tahun. Banyak yang ingin melihat bagaimana keadaan gunung yang terletak di Karangasem Bali itu.
Jika ingin melihat dari kejauhan bagaimana Gunung Agung aktif, bisa melihatnya dari Pura Lempuyang, Abang, Karangasem. Untuk bisa sampai ke tempat ini, bisa ditempuh dengan jarak kurang lebih 2 jam jika melalui Candidasa, Karangasem. Namun, jika dari Besakih sekitar 3 sampai 4 jam.
Pura yang terletak di puncak Bukit Bisbis atau Gunung Lempuyang itu, tetap jadi sasaran para wisatawan, baik lokal ataupun mancanegara. Hal ini terlihat pada Kamis 23 November 2017 siang, sudah berjumlah 22 wisatawan asing yang hadir untuk menyaksikan keadaan terkini Gunung Agung.
Advertisement
"Sekarang banyak yang ingin datang melihat Gunung Agung. Mungkin karena penasaran seperti apa meletus," ucap Kadek Suanarta salah satu penjaga di Pura Lempuyang Madya, tempat yang biasa di lokasi.
Dia menyarankan, bagi yang memang ingin melihat secara jelas, apalagi di November sampai Desember, untuk datang sekitar pukul 06.00 Wita atau 07.00 Wita. Karena memasuki sore hari, selain hujan, kabut menutupi Gunung Agung.
Liputan6.com, yang hadir sekitar pukul 11.00 WIB dan menunggu sampai pukul 14.30 WIB tidak mendapati secara jelas Gunung Agung. Pasalnya, selain hujan, kabut yang menutupinya sangat tebal.
"Biasanya kalau mau bagus itu pukul 06.00 pagi. Kalau siang bisa juga kelihatan, cuma bulan ini kan musim hujan. Paling kelihatan sebentar. 5 menit saja sudah bagus," tutur Kadek.
Meski ada wisatawan yang masih sering berdatangan, dia mengungkapkan mengalami penurunan sejak Gunung Agung berstatus awas. Meski pelan-pelan mengalami peningkatan.
"Waktu sebelum awas, yang donasi itu mencapai Rp 4 juta. Terus pernah Rp 7 ratus ribu. Kalau kemarin pas habis meletus itu Rp 1,8 juta," ungkap Kadek.
Sementara itu, di tempat yang sama, turis asing asal Ceko, Escova, mengaku penasaran melihat Gunung Agung. Karenanya, dia memilih datang ke Pura Lempuyang.
"Pertama tidak takut, karena saya tinggal di Ubud. Jadi kita pergi seperti biasa saja. Selain itu waktunya hanya sebentar dengan jadwal yang begitu padat. Saya berharap bisa melihat, tapi tak berharap itu terjadi, walaupun itu gejala alam. Karenanya mencoba untuk melihat dari sini," tandas Escova.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Patroli Rutin
Jajaran Kepolisian Resor (Polres) Karangasem menggelar patroli rutin di sekitar zona bahaya Gunung Agung. Patroli itu dalam rangka menyisir warga yang masih bertahan di zona bahaya Gunung Agung.
Kapolres Karangasem, AKBP I Wayan Gede Ardana menjelaskan, ‎patroli rutin itu digelar untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa jika suatu hari terjadi letusan besar pada Gunung Agung.
‎"Patroli kami bagi menjadi tiga bagian sesuai zona bahaya Gunung Agung," kata Ardana kepada Liputan6.com, Kamis 23 November 2017.
Zona pertama meliputi ‎Kecamatan Manggis, Padangbai dan Kota Karangasem. Selanjutnya, tim yang patroli di zona dua meliputi Kecamatan Abang dan Kubu. Sementara zona tiga yakni Kecamatan Bebandem, Selat, Sidemen, dan Rendang.
"Kami menggelar patroli untuk memastikan warga tak melakukan aktivitas di zona merah Gunung Agung," tutur dia.
Meski baru letusan freatik, Wakil Komandan Satuan Tugas Siaga Darurat Gunung Agung‎ itu tak mau mengambil risiko terhadap warganya.
Advertisement