Keuskupan Agung Jakarta Keluarkan Buku Doa Berasaskan Indonesia

Wajah dan tampilan pakaian yang dikenakan Bunda Maria lebih Indonesia atau bernuansa Nusantara.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 25 Des 2017, 14:04 WIB
Diterbitkan 25 Des 2017, 14:04 WIB
Natal 2017
Keuskupan Agung mengeluarkan Buku Doa Berasaskan Indonesia. (Liputan6.com/Moch Harun Syah)

Liputan6.com, Jakarta - Keuskupan Agung Jakarta mengaku telah mengubah tampilan jubah Bunda Maria dalam perayaan Natal kali ini. Jubah dan tampilan pakaian yang dikenakan Bunda Maria lebih Indonesia atau bernuansa Nusantara.

Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo mengatakan, perubahan tampilan jubah dan yang dikenakan Bunda Maria sebagai alarm pengingat umat Katolik. Sekaligus juga untuk mencerminkan jati diri bangsa. Tampilan perubahan jubah Bunda Maria itu berada di sampul buku doa yang sudah tersebar ke seluruh Indonesia.

"Kami mengeluarkan buku doa yang berasaskan Indonesia. Kami umat Katolik suka berdoa. Ini pengingat agar umat tidak hanya berdoa untuk diri sendiri tapi juga Indonesia, " kata Mgr Ignatius di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Senin (25/12/2017).

Ignatius menerangkan, di sampul buku doa itu Bunda Maria mengenakan kerudung merah putih. Kemudian di atas mahkotanya terdapat peta Nusantara. Tidak sampai di situ, jika dilihat dari dekat, di tengah-tengah mahkota ada gambar Garuda Pancasila.

"Ini untuk memperdalam iman kami dan untuk menimba kekuatan agar cita-cita Indonesia adil dan sejahtera terwujud, " terang dia.

Selain mengubah tampilan Bunda Maria, Keuskupan Agung Jakarta juga merilis rosario atau tasbih berwarna merah putih. Dan perubahan ini juga sebagai upaya pengingat umat pentingnya persatuan.

 

Semangat Kerja Sama

Dihadiri Ribuan Jemaat, Uskup Agung Jakarta Pimpin Misa Pontifikal Natal
Ribuan umat Kristen Katolik melaksanakan Misa Pontifikal Natal di Gereja Katedral, Jakarta, Senin (25/12). Tahun ini, Gereja Katedral Jakarta mengambil tema kebhinekaan dan nusantara dalam dekorasi Natal mereka. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Mgr Ignatius juga menuturkan, rosario merah putih ini dibuat agar umat memiliki semangat kerja sama dan gotong royong antarwarga bangsa.

Menurut dia, semua yang dilakukan pihak keuskupan Jakarta berangkat dari kecemasan adanya upaya-upaya yang hendak mengubah Pancasila.

"Rosario ini menandai gerakan Pancasila dan rosario ini sarana doa kita," Ignatius menandaskan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya