Garda 212: La Nyalla Jangan Bawa-Bawa Alumni 212

Sambo mengatakan, mereka yang gagal maju di pilkada tak membenturkan alumni 212 dengan partai pendukung, seperti Gerindra, PKS, dan PAN.

oleh Ika Defianti diperbarui 13 Jan 2018, 14:27 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2018, 14:27 WIB
Ketua Umum Garda 212, Ansufri Idrus Sambo mengaku keberatan atas pernyataan La Nyalla Mattalitti beberapa waktu lalu yang membawa nama alumni 212 dalam kegagalannya mencalonkan diri di Pilkada Jawa Timur.
Ketua Umum Garda 212, Ansufri Idrus Sambo mengaku keberatan atas pernyataan La Nyalla Mattalitti beberapa waktu lalu yang membawa nama alumni 212 dalam kegagalannya mencalonkan diri di Pilkada Jawa Timur.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Garda 212, Ansufri Idrus Sambo, mengaku keberatan atas pernyataan La Nyalla Mattalitti beberapa waktu lalu, yang membawa nama alumni 212 dalam kegagalannya mencalonkan diri di Pilkada Jawa Timur. Dia menyebut, itu merupakan permasalahan pribadi antara La Nyalla dan Prabowo Subianto.

"Kami anggap itu sebagai urusan pribadi beliau dengan Gerindra, enggak ada kaitannya dengan 212. Meskipun beliau alumni 212," kata Sambo di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (13/1/2018).

Sambo mengatakan, mereka yang gagal maju di pilkada tak membenturkan alumni 212 dengan partai pendukung, yaitu Partai Gerindra, PKS, dan PAN.

"Sebagai pribadi itu hak, tapi kalau ditolak, alumni 212 jangan dibawa atau dibenturkan dengan partai pendukung," ujar dia.

Sambo menegaskan, alumni 212 tak berkecimpung langsung dalam politik praktis.

"Kami tekankan alumni 212 tidak berkecimpung langsung dalam politik praktis. Kalaupun ada alumni mau maju itu hak pribadi, enggak boleh mengatasnakan alumni 212," jelas Sambo.

 

Buka-bukaan La Nyalla

20160531- La Nyalla Tolak Berkas Penahan-Jakarta- Helmi Afandi
Mantan Ketum PSSI La Nyalla Mattaliliti (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Langkah La Nyalla Mattalitti untuk menjadi calon gubernur Jawa Timur kandas sebelum berlaga. Padahal, mantan Ketua Umum PSSI ini jauh-jauh hari sudah menyatakan siap bertarung di laga pemilihan lima tahunan tersebut. Terlebih, dia telah mengantongi restu dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Kegagalan ini membekas dalam diri La Nyalla. Ia pun menumpahkan semua kekecewaannya dalam konferensi pers, Kamis, 11 Januari 2018. Dalam kesempatan itu, dia mengeluarkan pernyataan mengejutkan.

La Nyalla membeberkan segala upaya yang sudah dilakukan dan memberi tahu uang yang telah dikeluarkan demi bisa ikut Pilkada Jatim.

Buka-bukaan La Nyalla terkait adanya mahar politik diawali dengan pengungkapan soal adanya permintaan uang miliaran rupiah dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Nilainya fantastis, hingga puluhan miliar.

"Di Hambalang saya dipanggil ketemu sama 08 (Prabowo), disampaikan saya ingin maju (Pilkada Jatim) kemudian saya minta izin. Prabowo sempat ngomong, 'Kamu sanggup Rp 200 miliar?' Rp 500 miliar saya siapkan, kata saya, karena di belakang saya banyak didukung pengusaha-pengusaha muslim," ujar La Nyalla di kawasan Tebet, Jakarta, Kamis, 11 Januari 2018.

Tak hanya itu, La Nyalla juga mendapat kabar dari Ketua DPD Gerindra Jatim Supriyanto bahwa Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto meminta sebesar Rp 40 miliar untuk keperluan operasional di pilkada.

"Uang saksi dari 68 ribu TPS dikali Rp 200 ribu per orang dan dikali 2 berarti Rp 400 ribu, itu sekitar Rp 28 miliar. Tapi, yang diminta itu Rp 40 miliar dan harus diserahkan sebelum tanggal 20 Desember (2017). Enggak sanggup saya. Ini namanya saya beli rekom. Saya enggak mau," ujar La Nyalla di kawasan Tebet, Jakarta, Kamis, 11 Januari 2018.

Awalnya, La Nyalla menganggap Prabowo memintanya uang miliaran rupiah untuk dapat menjadi cagub Jatim hanyalah bercanda.

Akan tetapi, ia kaget saat Prabowo menagihnya uang sebesar Rp 40 miliar untuk biaya saksi dalam Pilkada Jatim 2018. "Saya pikir main-main ternyata ditagih betul Rp 40 miliar. Alasannya untuk membayar uang saksi," kata La Nyalla.

Saksikan video di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya